Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK 22 JANUARI: Mulai Rebound Setelah ECB dan Rilis Data Stok AS

Kontrak minyak WTI diperdagangkan menguat 4,8% ke harga US$29,71 per barel pada pukul 04.33 WIB setelah sempat menyentuh level US$30,25 per barel di perdagangan intraday. Brent diperdagangkan naik 5,85% ke harga US$29,51 per barel pada sekitar waktu yang sama.
Harga minyak mulai bangkit /ILUSTRASI
Harga minyak mulai bangkit /ILUSTRASI

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak mulai bangkit dari level terendah 12 tahun. Kelesuan harga minyak mendorong perusahaan migas memangkas belanja dua tahun berturut-turut.

Kontrak minyak WTI diperdagangkan menguat 4,8% ke harga US$29,71 per barel pada pukul 04.33 WIB setelah sempat menyentuh level US$30,25 per barel di perdagangan intraday. Brent diperdagangkan naik 5,85% ke harga US$29,51 per barel pada sekitar waktu yang sama.

“Pergerakan minyak mencari titik nadir. Saya tidak bisa mengatakan kita sudah mencapai dasar, tetapi banyak orang mencoba berspekulasi setelah rilis laporan (suplai minyak mentah Amerika Serikat),” kata Rob Thummel dari Tortoise Capital Advisors LLC kepada Bloomberg.

Data Badan Energi AS menyatakan stok minyak mentah di Negeri Paman Sam naik menjadi 486,5 juta barel per 15 Januari 2016. Adapun persediaan di Cushing, titik pengiriman WTI dan hub perdagangan minyak mentah terbesar AS, naik 191.000 barel menajdi 64,2 juta barel.

Hasil produksi minyak mentah naik 8.000 barel per hari menjadi 9,24 juta barel per hari. Jumlah titik pengeboran minyak di AS tercatat sebanyak 515 sumur, paling sedikit dalam lebih dari 5 tahun.

Harga minyak mulai beranjak naik setelah Presiden European Central Bank Mario Draghi mengatakan stimulus moneter tambahan berpeluang mulai bergulir pada Maret untuk mendongkrak kinerja ekonomi Zona Euro.

Sementara itu, riset Barclays menyatakan harga minyak yang terus merosot memaksa perusahaan migas kembali memangkas anggaran belanja pada 2016. Perusahaan migas untuk pertama kalinya memangkas belanja modal dalam dua tahun berturut-turut sejak 1986 dan 1987.

Perusahaan migas global telah mengurangi hingga US$100 miliar dana belanja dan 250.000 tenaga kerja pada 2015. Pada 2016, perusahaan migas diperkirakan akan menurunkan belanja hingga 15% menjadi US$444 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper