Bisnis.com, JAKARTA— Harga minyak yang sempat pulih ke atas US$30 per barel memicu rebound mayoritas saham di Wall Street.
Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,74% ke level 15.882,68 pada hari perdagangan Kamis (21/1/2016), sedangkan indeks S&P 500 berakhir naik 0,52%.
Saham-saham di Wall Street berfluktuasi dalam beberapa hari terakhir di bawah tekanan spekulasi perlambatan ekonomi global dan kelesuan harga minyak yang memangkas kapitalisasi pasar saham di Amerika Serikat hingga US$2,2 triliun.
Pada perdagangan Kamis, harga minyak yang rebound di pasar komoditas memberikan dorongan kepada pergerakan saham di New York. Minyak WTI menguat 4,76% ke US$29,7 per barel pada pukul 04.21 WIB setelah menyentuh level US$30,25 per barel di perdagangan intraday, sedangkan Brent menguat 5,92% ke harga US$29,53 per barel.
Sentimen positif juga muncul dari Eropa. Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi mengatakan siap meluncurkan stimulus tambahan mulai Maret untuk menghadapi ancaman dari peningkatan risiko global terhadap target inflasi Zona Euro.
“Saya rasa investor mulai yakin bahwa kita mendekati dasar (pelemahan). Minyak memberikan pengaruh yang kuat, meskipun dalam beberapa waktu ke depan perhatian mulai beralih ke The Fed lagi,” kata Peter Jankovskis dari OakBrook Investments kepada Bloomberg.
Rapat FOMC berikutnya akan berlangsung pada pekan depan dan Maret. Data tenaga kerja, salah satu acuan utama pengambilan keputusan The Fed, menunjukkan pengajuan tunjangan pengangguran naik menjadi 293.000 orang atau level tertinggi sejak Juli 2015.