Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Jepang melemah pada awal perdagangan Rabu (20/1/2016) dipimpin oleh penurunan sektor energi serta minyak dan batu bara.
Indeks Topix dibuka melemah 0,31% atau 4,25 poin ke level 1.386,16 dan selanjutnya melemah 0,75% atau 10,48 poin ke 1.379,93 pada pukul 07.05 WIB.
Adapun indeks Nikkei 225 turun 0,11% atau 18,09 poin ke level 17.030,28 dan terus melemah 0,61% atau 103,21 poin ke 16.945,16.
Pelemahan ini terjadi setelah pejabat Bank of Japan mengungkapkan kekecewaannya terkait pembahasan upah tahunan, membuat keputusan kebijakan moneter pekan depan harus lebih cepat.
Selain itu, kekhawatiran terhadap kemampuan China untuk mengelola transisi untuk menjaga pertumbuhan telah menekan bursa saham global sepanjang 2016.
Hal itu ditambah dengan kekhawatiran terhadap peringatan permintaan global dan jatuhnya harga minyak. International Monetary Fund juga memangkas prospek pertumbuhan dunia pada Selasa. IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,4% pada 2016, sedangkan ekonomi China diprediksi hanya tumbuh 6,3%.
"Kita akan terus melihat tarik-menarik sentimen antara kekhawatiran dan indikator teknikal yang menunjukkan pelemahan sudah jatuh terlalu jauh," ujar Chihiro Ohta, General Manager of Investment Information SMBC Nikko Securities Inc, sebagaimana dikutip dari Bloomberg.
Dia juga mengatakan pelemahan yang terjadi pada tahun ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.
"Sehingga, sebelum kita melihat pergerakan harga minyak sedikit lebih tenang, pasar saham akan terus berjuang," tambahnya.