Bisnis.com, JAKARTA— Harga minyak yang rebound ke level US$31/barel memicu rebound pergerakan saham di Wall Street.
Indeks Standard & Poor’s 500 mencatatkan penguatan paling tajam sejak Agustus 2015 dengank kenaiikan 1,67% atau 31,56 poin ke level 1.921,64. Adapun indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,41% atau 227,64 poin ke 16.379,05.
Reli di Wall Street dipicu oleh rebound harga minyak mentah di pasar komoditas. Minyak jenis Brent dan WTI kembali diperdagangkan di atas harga US$31/barel setelah sempat jatuh ke level US$29/barel dalam dua hari terakhir.
Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp melonjak terdorong rebound harga minyak. Exxon menguat 4,52% ke US$79,07 per lembar, sedangkan melesat 5,03% ke US$85,42 per lembar.
“Ini adalah relief reli yang telah kami tunggu-tunggu. Pesimisme sudah tumbuh cukup besar hingga memberikan dana tunai untuk menunjang reli jangka pendek. Jika pendapatan emiten lebih baik dari estimasi, reli bisa berubah menjadi bull market,” kata Brucee Bittles dari Robert W. Baird kepada Bloomberg.
Intel adalah perusahaan besar pertama yang mengumumkan laporan keuangan pekan ini. Saham produsen prosesor komputer tersebut jatuh 3,7% setelah meskipun melaporkan laba kuartal IV/2015 yang lebih tinggi dari estimasi. Citigroup akan merilis laporan keuangannya besok.
Pernyataan dari salah satu petinggi The Fed turut menopang reli di Wall Street. James Bullard, salah satu anggota dewan gubernur The Fed yang paling hawkish, menyatakan harga minyak mentah bisa menunda target inflasi 2% yang ditetapkan The Fed.
Sebelumnya, Presiden Boston Fed Eric Rosengreen mengatakan ada penurunan proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi AS yang membuat target kenaikan suku bunga The Fed rawan perubahan.
Pernyataan dari pejabat The Fed tersebut memberikan sentimen positif karena indeks bursa saham di Wall Street cenderung tertekan setelah Fed Fund Rate dinaikkan pada Desember.