Bisnis.com, JAKARTA- NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (14/1/2016) bergerak di kisaran 13.773—13.850.
“Jelang rilisnya data-data ekonomi Indonesia kami memperkirakan laju rupiah akan berada di support 13.850 dan resisten 13.773,” kata Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (14/1/2016).
Dia mengatakan membaiknya data ekonomi China, berhasil membuat dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang dunia, khususnya di negara berkembang yuan, rupiah.
Namun, tambahnya, penguatan beberapa mata uang dunia terhadap dolar AS juga merupakan faktor kebijakan pemerintahan dalam negara itu sendiri untuk menstabilkan mata uangnya.
“Seperti Tiongkok melalui PBOC yang menetapkan batasan yuan terhadap dolar AS. Kini pemerintahan Indonesia mengeluarkan satu kebijakan yang membuat pelaku pasar optimistis terhadap penguatan rupiah,” kata Reza.
Pemerintah, ujarnya, melakukan berbagai upaya dalam membantu BI dalam mengendalikan kurs.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperkuat rupiah adalah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 123 tahun 2015 tentang Pajak Penghasilan (PPh) atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia.
Dalam hal ini intinya pemerintah memangkas pajak deposito yang bersumber dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam dolar AS dan rupiah yang ditempatkan di perbankan nasional,” kata Reza.
“Kami berharap pelemahan yang terjadi pada (kurs tengah) rupiah tidak berlanjut, sehingga masih memungkinkan untuk kembali menguat,” kata Reza.
Tetapi, tambahnya, juga perlu diwaspadai jika nantinya hasil dari rapat dewan gubernur Bank Indonesia jika tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. “Sehingga dapat kembali melemahkan laju rupiah. Tetap perhatikan sentimen yang ada.”
Kurs tengah BI
Tanggal | Rp/US$ |
13 Januari | 13.861 |
12 Januari | 13.835 |
11 Januari | 13.935 |
Sumber: BI, 2016