Bisnis.com, JAKARTA-- Pada pengujung tahun, sejumlah perusahaan beramai-ramai menerbitkan medium term notes.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sekitar 12 medium term notes (MTN) tercatat terdaftar di KSEI sepanjang Desember ini dengan nilai Rp1,56 triliun. Sejumlah MTN tersebut a.l MTN I HK Realtindo senilai Rp200 miliar yang sudah mulai didistribusikan secara elektronik pada 1 Desember 2015. Lalu ada MTN Karawang Jabar Industrial Estate I Tahun 2015 Tahap XVIII senilai Rp7,2 miliar.
Kemudian, MTN Indosurya Inti Finance atas MTN ISIF VI 2015 dengan nilai Rp41,7 miliar, MTN Karawang Jabar Industrial Estate I 2015 Tahap XIX senilai Rp37,5 miliar, MTN PT Permodalan Nasional Madani (Persero) XII Tahun 2015 Seri C dengan nilai Rp100 miliar, dan MTN I PT Cometa Can Seri D senilai Rp55 miliar.
Selain itu, ada MTN I PT Borneo Agro Utama Sejahtera Seri C senilai Rp30 miliar, MTN Sarana Multi Infrastruktur I Tahun 2015 senilai Rp850 miliar, MTN I Danareksa Tahun 2015 dengan nilai Rp120 miliar, MTN Karawang Jabar Industrial Estate I tahun 2015 Tahap XX senilai Rp10,4 miliar, MTN III PTPN XIII Tahun 2015 Seri A senilai Rp105 miliar, dan MTN Karawang Jabar Industrial tahap XXI senilai Rp8 miliar.
Adapun, seluruh MTN yang terdaftar pada Desember tersebut memiliki jenis bunga tetap dengan tingkat bunga mulai dari 9,5% hingga 13,5%.
HK Realtindo sendiri berencana menggunakan dana MTN untuk akuisisi lahan dengan target akuisisi mencapai 1.000 hektare. Akuisisi lahan ini akan tersebar di beberapa daerah di Sumatra dan Jawa. Adapun yang berperan sebagai arranger adalah PT Mandiri Sekuritas, dan PT Danareksa Investment Management sebagai manajer investasi dalam penerbitan MTN itu.
Khusus rencana akuisisi lahan di Sumatra, akselerasi bisnis tersebut ditargetkan untuk mendukung proyek ruas tol Sumatra yang digawangi oleh perusahaan induk, PT Hutama Karya (Persero). Di samping untuk pendanaan pengembangan proyek Sumatra, hasil penerbitan tersebut juga akan digunakan untuk mendanai proyek pendapatan berulang seperti dalam pengembangan jaringan bisnis hotel.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan maraknya penerbitan MTN di pengujung tahun ini didukung oleh perekonomian yang mulai membaik serta adanya kepastian dari suku bunga the Fed. Menurutnya, sejak November lalu penerbitan MTN sudah mulai marak seiring adanya keyakinan kenaikan suku bunga the Fed di Desember.
“Apalagi kenaikan suku bunga the Fed sesuai ekspetasi. Dengan begitu, kepastian lebih terjamin sehingga perusahaan siap berekspansi, dan mereka membutuhkan dana,” kata Hans kepada Bisnis, Selasa (29/12/2015).
Adapun, pemilihan penerbitan MTN dilakukan lantaran prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan penerbitan obligasi, meskipun bunga MTN lebih tinggi. “Obligasi bunga murah tapi proses lebih panjang, banyak hal yang mesti disiapkan. Ini yang membuat MTN jadi solusi meski bunga lebih tinggi,” tambahnya.
Namun demikian, untuk tahun depan diprediksi akan lebih banyak perusahaan yang menerbitkan obligasi dibandingkan dengan MTN.