Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Anomali, SUN Tenor Pendek Naik Lebih Tajam

Anomali pasar tengah terjadi di pasar surat utang negara. Imbal hasil surat utang negara dengan tenor pendek naik lebih tinggi dibandingkan dengan tenor panjang.nn
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA--Anomali pasar tengah terjadi di pasar surat utang negara. Imbal hasil surat utang negara dengan tenor pendek naik lebih tinggi dibandingkan dengan tenor panjang.

Presiden Direktur PT Asanusa Asset Management Siswa Rizali mengatakan beberapa waktu belakangan ini atau sejak Oktober, terjadi hal menarik di pasar surat utang negara (SUN). Saat ini, yield SUN tenor pendek (5 tahun) naik tajam, sedangkan yield SUN tenor panjang (>10 tahun) relatif bertahan. Dengan kata lain, yield curve mengalami rotasi.

“Spread SUN tenor 10 tahun dan 5 tahun sangat sempit. Kalau data dari IBPA, hanya sekitar 0,07% (dari yield tengah Bid-Offer),” kata Siswa kepada Bisnis, Selasa (29/12/2015).

Data IBPA menunjukkan, yield SUN tenor 10 tahun sekitar 8,88% dan SUN tenor 5 tahun sekitar 8,79%. Bahkan, kata Siswa, kalau menggunakan data Bloomberg, terjadi spreadnegatif, dimana SUN tenor 5 tahun yield-nya lebih tinggi daripada tenor 10 tahun. DataBloomberg per 29 Desember 2015 (pukul 9.45) menunjukkan, yield tengah SUN 5 tahun sekitar 8,82% dan yield tengah SUN 10 tahun sekitar 8,75%.

“Spread SUN tenor 5 tahun-20 tahun juga turun drastis, dari rata-rata 110 bps (tertinggi 270 bps), sekarang menjadi kurang dari 15bps,” tambahnya.

Anomali seperti ini mengindikasikan pasar SUN berekspektasi perekomian Indonesia mengalami pelemahan dalam jangka pendek, meski tetap optimis dengan prospek jangka panjang. Menurutnya, ekspektasi ini kontras dengan fakta bahwa inflasi rendah (di bawah 5%) dan adanya harapan Bank Indonesia menurunkan suku bunga BI Rate.

“Kalau di luar artinya akan terjadi resesi, kalau di dalam negeri mungkin ini ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan melambat dan gejolak nilai tukar berlanjut. Sepertinya faktor global lebih mendominasi dinamika SUN tenor pendek sejalan pertama kalinya the Fed menaikkan fed fund rate target.”

Bila dilihat secara valuasi, harga SUN tenor pendek menjadi sangat murah (seiring yield sangat tinggi). Oleh sebab itu, investor dapat memperoleh risk-adjusted return yang lebih baik dengan membeli SUN tenor pendek (5 tahun).

“Valuasi SUN juga jadi lebih menarik dibandingkan dengan saham, apalagi harga saham relatif stagnan akhir-akhir ini,” tuturnya.

Namun demikian, meski harga SUN dan saham sedang sama-sama stagnan pasca koreksi 2013, yield yang tinggi dari SUN memberikan  margin of safety dan potensi return yg lebih baik.

Kemudian, meski SUN dan saham sama-sama koreksi sejak awal 2015 atau pasca-rallypemulihan di 2014, total return SUN lebih tinggi dibandingkan dengan saham. Total return SUN sekitar 8,37% per tahun, sedangkan saham  5,52% per tahun.

“Di tengah ekspektasi negatif ekonomi, yield SUN dapat memberikan proteksi bagi investor bila gejolak ekonomi benar belanjut.Sedangkan bila ekonomi membaik, SUN tenor panjang tetap dapat memberikan potensi capital gain sehingga total return bisa mencapai 15% per tahun seperti pada saat rally awal 2015.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper