Bisnis.com, JAKARTA-- Kenaikan suku bunga acuan AS diprediksi masih akan menjadi salah satu sentimen penggerak pasar modal pada tahun depan.
Hal ini seiring The Federal Reserve mengindikasikan masih akan menaikkan suku bunganya secara bertahap.
Meskipun dihantui dengan adanya potensi kenaikan Fed Funds Rate, Direktur Investasi Saran Mandiri Hans Kwee masih optimistis dengan kinerja pasar saham yang masih akan bagus pada tahun depan.
"Karena biasanya hanya kenaikan suku bunga pertama dan kedua yang bakal mempengaruhi pasar, setelah itu akan positif lagi. Untuk reksa dana pasar uang masih akan bagus karena bunga deposito juga masih tinggi," kata Hans saat dihubungi BisnIis, Minggu (20/12).
Pada tahun ini, sejumlah kinerja return reksa dana periode setahun tercatat sangat rendah. Berdasarkan data Infovesta Utama (per 18 Desember 2015), untuk reksa dana saham, return periode setahun tercatat -15,41%. Kemudian, untuk reksa dana campuran tercatat -7,17%.
Adapun, untuk kinerja return reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang tercatat positif dengan return masing-masing 3,79% dan 6,51%.
Mark Prawirodidjojo, analis PT Infovesta Utama mengatakan masih positifnya kinerja reksa dana pendapatan tetap seiring dengan positifnya pasar obligasi pemerintah dan korporasi. Pada November, kinerja keduanya cukup baik sehingga terlihat pada kinerja reksa dana pendapatan tetap.
Adapun, pada Desember sejumlah kinerja reksa dana, baik itu saham, campuran, dan pendapatan tetap masih memiliki peluang untuk menguat.
“Saat ini, baiknya pasar obligasi sendiri didorong oleh ekspetasi suku bunga acuan yang stabil dan laju inflasi yang relatif terjaga."