Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MI Tambah Dana di Obligasi Pemerintah Hingga Rp13,7 Triliun Tahun Ini

Kepemilikan surat berharga negara oleh reksa dana sepanjang tahun ini sudah bertambah Rp13,7 triliun atau tertinggi sepanjang lima tahun terakhir.
MI tambah dana di obligasi pemerintah Rp13,7 triliun tahun ini. Foto ilustrasi. /JIBI-Abdullah Azzam
MI tambah dana di obligasi pemerintah Rp13,7 triliun tahun ini. Foto ilustrasi. /JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA-- Kepemilikan surat berharga negara oleh reksa dana sepanjang tahun ini sudah bertambah Rp13,7 triliun atau tertinggi sepanjang lima tahun terakhir. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan reksa dana pada surat berharga negara (SBN) sudah mencapai Rp59,58 triliun atau bertambah Rp13,7 triliun dibandingkan dengan perolehan 2014 yang sekitar Rp45,79 triliun. 

Bila dibandingkan dengan data sejak 2010, penambahan kepemilikan di SBN oleh reksa dana tahun ini merupakan yang tertinggi. Pada 2014, kepemilikan hanya bertambah Rp3,29 triliun dibandingkan dengan prolehan 2013. Kemudian, kepemilikan pada 2013 justru mengalami penurunan sekitar Rp690 miliar. 

Begitu juga dengan 2012 dan 2011 yang mengalami penurunan. Pada 2012, kepemilikan SBN oleh reksa dana tercatat Rp43,19 triliun atau turun Rp4,03 triliun dari perolehan 2011 yang Rp47,22 triliun. Sementara pada 2011, terjadi penurunan kepemilikan sekitar Rp3,94 triliun dari Rp51,16 triliun pada 2010 menjadi Rp47,22 triliun pada 2011. 

Head of Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula mengatakan meski volatilitas di pasar obligasi sepanjang tahun ini cukup tinggi, permintaan obligasi pemerintah oleh reksa dana masih cukup tinggi. 

“Tetap akan ada inflow, karena yield tinggi cukup menarik tahun ini sehingga banyak investor yang masuk ke SUN,” kata Ezra usai acara Market Outlook 2016 di Jakarta, Selasa (15/12).

Menurutnya, permintaan SUN oleh reksa dana akan tetap seiring dengan pemerintah yang aktif menerbitkan obligasi, termasuk melalui lelang. Bahkan, kata Ezra, di tengah volatilitas yang tinggi, kepemilikan investor asing di SUN juga tidak berkurang. “Per November kepemilikan SUN oleh asing itu 38,15%, sedangkan akhir tahun lalu sekitar 38,13%,” ujarnya.

Dia menilai, tahun depan pasar obligasi pemerintah masih akan menarik minat investor, khususnya untuk obligasi dengan seri panjang. Ada sejumlah sentimen positif yang membuat pasar obligasi tetap menjadi incaran investor, termasuk reksa dana. Sejumlah sentimen positif tersebut adalah inflasi yang terkendali akan membuka peluang untuk diturunkannya BI rate. 

“Sebagian besar dari  domestik. Tahun depan ada ruang BI untuk menurunkan suku bunga acuan. Kemudian, suplai bond yang lebih banyak di awal tahun, serta sejumlah paket kebijakan pemerintah yang akan mendorong perbaikan perekonomian,” jelasnya. 

Meski demikian, pasar obligasi tahun depan bukan tak ada tantangan. Masih ada sejumlah sentimen negatif yang membayangi, seperti berlanjutnya pelemahan rupiah, kenaikan suku bunga teh Fed dan kebijakan Tiongkok yang berpengaruh pada negara emerging market

Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas mengatakan investor domestik memang menjadi pendorong untuk pasar obligasi tahun ini dan tahun depan. Menurutnya, untuk reksa dana, tahun lalu penambahannya hanya sekitar Rp3 triliun, tapi sepanjang tahun ini sudah melebihi Rp10 triliun. 

Support lokal ini juga akan jadi faktor positif tahun depan. Kepemilikan reksa dana masih akan tumbuh, seiring penurunan bunga deposito juga,” kata Handy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper