Bisnis.com, JAKARTA— Indeks dolar Amerika Serikat pada pada penutupan perdagangan Senin, (14/12/2015) hanya mampu menguat tipis, setelah di tengah perdagangan mampu meningkatkan persentase kenaikannya.
Indeks dolar AS yang menjadi acuan kekuatan terhadap 10 mata uang utama pada penutupan perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB menguat 0,04% ke 97,604.
Dolar hanya mampu menguat tipis saat penutupan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya akibat terjadi aksi jual jangka pendek, karena investor siap jika bank sentral AS menaikkan Fed Rate. Mata uang AS bahkan melemah terhadap euro.
Pedagang melihat kemungkinan 78% Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga pada pertemuan pada 15-16 Desember 2015.
Bank sentral diperkirakan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade, kontras dengan rekan-rekan global di Eropa dan Jepang yang melakukan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Prospek divergensi kebijakan moneter telah meningkatkan dolar 8 % tahun ini.
"Langkah ini menggarisbawahi kegugupan pasar dengan jadwal rapat Fed minggu ini," kata Joe Manimbo, Analis di Western Union Business Solutions seperti dikutip Bloomberg, Selasa (15/12/2015).
Ekonom memprediksi laporan pada hari Selasa akan menunjukkan tingkat tahunan inflasi AS naik bulan lalu dibandingkan Oktober, menurut survei Bloomberg.
Posisi indeks dolar AS
14 Desember (pk. 14.54 WIB) | 97,604 (+0,04%) |
11 Desember | 97,565 (-0,38%) |
10 Desember | 97,939 (+0,61%) |
Sumber: US Dollar Index Spot Rate, 2015