Bisnis.com, CHICAGO - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tendah pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena dolar AS menguat menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB).
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun US$10,4 atau 0,88% menjadi menetap di US$1.167,10 per ounce.
Emas berada di bawah tekanan ketika indeks dolar AS naik menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis, di mana para analis percaya Gubernur ECB Mario Draghi akan memberikan indikasi untuk kemungkinan perluasan pelonggaran kuantitatif.
Awalnya para pedagang memperkirakan bahwa hal itu akan meningkatkan euro, tetapi sekarang laporan-laporan menunjukkan bahwa keinginannya adalah untuk menjaga euro lebih rendah, sehingga melindungi eksportir dan menjaga inflasi turun.
Namun, para analis mengatakan bahwa emas bertahan dalam kisaran sempit karena ketidakpastian atas waktu kenaikan suku bunga Federal Reserve AS mempengaruhi para pedagang. Dan perdagangan tetap lesu menjelang pertemuan kebijakan The Fed pada pekan depan.
Menurut alat FedWatch CME, saat ini probabilitas tersirat kenaikan suku bunga Federal Reserve AS terletak di 35% sebelum akhir 2015, dengan peluang 5% selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Oktober, dan kesempatan 30 persen selama pertemuan FOMC Desember.
Peningkatan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Perak untuk pengiriman Desember turun 20,7 sen, atau 1,30% menjadi ditutup pada US$15,71 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$13 atau 1,27% menjadi ditutup pada US$1.007,10 per ounce.