Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (7/10/2015) dipengaruhi sentimen akan dirilisnya paket kebijakan ekonomi jilid III oleh pemerintah pada pekan ini.
“Perhatian investor domestik akan tertuju pada wacana pengumuman paket kebijakan jilid III, yang diperkirakan juga memasukkan keputusan pemangkasan harga BBM,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (7/10/2015).
Dikemukakan rupiah menguat paling tajam di Asia, sementara itu mata uang lainnya mayoritas justru tertekan terhadap dolar.
“Penguatan rupiah yang juga diiringi oleh penurunan yield dan penguatan IHSG diperkirakan lebih akibatkan oleh faktor internal,” kata Rangga.
Dia mengatakan harga komoditas yang membaik serta indeks dolar index yang turun, berpeluang menjaga sentimen positif terhadap rupiah pada hari ini.
Rangga mengatakan angka cadangan devisa September ditunggu, diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu setelah World Bank menjadi lebih pesimistis terhadap pertumbuhan global, giliran IMF yang menurunkan proyeksinya 0,2% lebih rendah dari angka Juni. Akan tetapi IMF tetap lebih optimistis terhadap pertumbuhan global di 2016.
Di tengah pesimisme tersebut, ujarnya, harga minyak dunia berhasil naik tajam akibat laporan EIA yang memproyeksi produksi minyak AS akan turun bertahap mulai kuartal IV/2015 hingga tahun depan.
“Pengumuman kebijakan moneter BoJ ditunggu siang ini,” kata Rangga.