Bisnis.com, JAKARTA—Penguatan rupiah dan daya tarik yield yang tinggi menarik investor kembali masuk ke pasar obligasi sekunder.
Namun, penguatan SUN diprediksi masih terbatas karena investor menunggu data inflasi yang diterbitkan besok.
Data dari Bloomberg menunjukkan yield SUN FR70 turun 2 basis poin ke 9,699% pada pukul 10:42 WIB. Harga SUN bertenor 9 tahun tersebut naik 0,13% ke level 92,473.
Maximilianus Nico Demus, Analis Pendapatan Tetap dari Samuel Sekuritas, mengatakan investor yield yang tinggi mendorong pembelian SUN bertenor menengah dan panjang.
Lonjakan yield dengan rata-rata kenaikan 20 bps membuat selisih antara SUN bertenor 10 tahund engan US Treasury mencapai 770 bps, jauh lebih tinggi dari rata-rata 10 tahun terakhir.
“Valuasi harga yang murah membuat para investor masuk secara bertahap, hal ini memberikan kesempatan yang baik kepada para investor untuk membeli,” kata Nico.
Namun, dia memperkirakan hari ini pergerakan SUN masih akan terbatas karena investor menunggu data inflasi yang diterbitkan besok oleh BPS.
Nico memperkirakan inflasi akan turun menjadi 6,8% year on year pada September.
“Tren turun inflasi yang konsisten bisa meningkatkan harapan pemangkasan BI Rate ke depan,” ujarnya
Pergerakan SUN Seri FR70 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
30/9/2015 (10:42 WIB) | 92,473 (+0,13% | 9,699 |
29/9/2015 | 92,351 (-0,92%) | 9,721 |
28/9/2015 | 93,209 (-0,44%) | 9,563 |
Sumber: Bloomberg