Bisnis.com, JAKARTA—Paket kebijakan Bank Indonesia memacu laju penguatan saham perbankan dan mempertajam kenaikan IHSG pada akhir perdagangan Rabu (30/9/2015).
IHSG ditutup menguat 1,09% atau naik 45,50 poin ke level 4.223,91, berakhir di level tertinggi perdagangan hari ini.
Paket kebijakan moneter yang diumumkan BI menjelang penutupan bursa berhasil mendongkrak laju penguatan IHSG.
Rangkaian kebijakan moneter yang diumumkan BI termasuk pelonggaran batas transaksi valas tanpa underlying dari US$1 juta menjadi US$5 juta, penerbitan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) 3 bulan dan Reverse Repo SBN bertenor 2 minggu, dan penurunan holding period SBI dari 1 bulan menjadi 1 minggu.
Indeks sektor finansial melonjak pada penghujung perdagangan dan berakhir menguat 2,16%, indeks sektoral dengan penguatan paling tajam hari ini.
Saham sektor perbankan memimpin kenaikan IHSG dan indeks sektor finansia. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 9,6 poin, diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang menguat 7,68 poin.
Sebanyak 167 saham menguat, 113 saham melemah, dan 239 saham stagnan dari 519 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Namun, IHSG membukukan kuartal terburuk sejak krisis finansial 2008. Pada periode Juli—September 2015, IHSG anjlok 13,98%.
Indeks Bisnis27 melonjak 1,31% ke level 343,50, sedangkan rupiah menguat 38 poin atau terapresiasi 0,26% ke Rp14.653 per dolar AS di pasar spot.
Saham-saham pendorong utama IHSG:
BBCA | +3,15% |
BBRI | +3,59% |
TLKM | +1,54% |
BMRI | +1,93% |
Saham-saham penekan utama IHSG:
PGAS | -5,95% |
ASII | -1,42% |
GGRM | -1,75% |
KLBF | -1,43% |
Sumber: Bloomberg