Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan rupiah terus mengerek yield SUN di pasar sekunder pada Jumat (25/9/2015). Currency Default Swap Indonesia naik ke level tertinggi dalam 2 tahun.
Data dari Bloomberg menunjukkan yield SUN FR70 naik 2 basis poin ke 9,471% pada pukul 10.40 WIB. Harga SUN bertenor 9 tahun tersebut turun 0,11% ke level 93,708.
Rangga Cipta, analis dari Samuel Sekuritas, mengatakan gejolak rupiah dan inflasi yang masih tinggi membuat yield SUN terus menanjak.
Tren inflasi Indonesia, jelasnya, berlawanan dengan tren inflasi global hingga yield SUN masih menanjak meski yield obligasi global di dalam tren penurunan.
Inflasi yang tinggi masih akan bertahan hingga efek penaikan harga BBM Oktober 2014 hilang di penghujung tahun.
Adapun depresiasi tajam rupiah dalam sepakan terakhir mendorong risiko aset berdenominasi rupiah. Hal tersebut terindikasi dari kenaikan currency default swap Indonesia ke level tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
“Itu cerminan dari aset yang kehilangan nilainya, sejalan dengan pelemahan aset denominasi rupiah. Pelemahan rupiah berpeluang berlanjut begitupun SUN yang korelasinya cukup erat dalam beberapa tahun terakhir,” kata Rangga.
CDS Indonesia bertenor 5 tahun kini berada di level 264,606, level tertinggi sejak 26 Agustus 2013.
Adapun rupiah berpotensi mencetak pekan terburuk sejak 2013 dengan pelemahan melebihi 2%.
Pada pukul 10.50 WIB, rupiah melemah 0,02% atau 3 poin ke Rp14.687 per dolar AS. Mata uang Garuda hari ini berfluktuasi antara pelemahan 43 poin ke Rp14.727 per dolar AS dan penguatan 34 poin ke Rp14.650 per dolar AS
Pergerakan SUN Seri FR70 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
25/9/2015 (10.40 WIB) | 93,708 (-0,11%) | 9,471 |
24/9/2015 | 93,811 (-0,23%) | 9,452 |
23/9/2015 | 94,029 (-1,54%) | 9,413 |
sumber: Bloomberg