Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO di Bursa Malaysia semakin tinggi pada Rabu (23/9/2015) bergerak berlawanan dengan kurs ringgit.
Kontrak berjangka CPO untuk Desember 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka menguat 0,27% ke harga 2.201 ringgit per ton. Pada pukul 10.28 WIB, komoditas tersebut diperdagangkan naik 0,73% ke harga 2.199 ringgit atau Rp7,42 juta per ton.
CPO terus menanjak di tengah pelemahan harga minyak mentah dan kedelai. Minyak WTI kemarin anjlok 1,28% ke US$46,36/barel, sedangkan harga minyak kedelai melemah 1,39% ke US$26,34/pound.
Penguatan harga CPO ditopang oleh depresiasi ringgit. Ringgi terdepresiasi selama 3 hari berturut-turut ketika CPO terus menguat pada periode yang sama. Ringgit diperdagangkan melemah 1,01% ke 4,3475 per dolar AS, kurs dengan kinerja terburuk di Asia.
Pelemahan ringgit mendorong pembelian kontra berjangka CPO di Bursa Malaysia. Ringgit yang lemah meningkatkan daya saing minyak sawit atas minyak nabati produksi negara lain.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Desember 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
23/9/2015 (10.28 WIB) | 2.199 | +0,73% |
22/9/2015 | 2.183 | +1,49% |
21/9/2015 | 2.151 | +2,28% |
18/9/2015 | 2.103 | -1,17% |
17/9/2015 | 2.128 | -2,92% |
Sumber: Bloomberg