Bisnis.com, JAKARTA—Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kembali ke tren depresiasi, turun 35 poin setelah kemarin menguat pada Selasa (22/9/2015)
Data yang diterbitkan BI menempatkan Jisdor di Rp14.486 per dolar AS, merosot 35 poin atau melemah 0,25% dari kurs kemarin. Jisdor melanjutkan tren pelemahan setelah kemarin rebound 12 poin
Rupiah bergerak labil di pasar spot, berfluktuasi di sekitar level penutupan kemarin antara Rp14.443—Rp14.525 per dolar AS. Pada pukul 10.05 WIB, rupiah diperdagangkan melemah 0,03% atau 5 poin ke Rp14.491 per dolar AS.
“Tekanan penguatan dolar global masih akan menjaga tekanan terhadap rupiah. Cadangan devisa yang diumumkan turun juga berpeluang menambah sentimen negatif ke pasar keuangan domestik,” kata Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas.
Indeks dolar kemarin ditutup melonjak 1,09%. Pagi ini, indeks dolar sempat menguat hingga 0,13% ke level 95,774.
Rupiah juga dipengaruhi proyeksi ekonomi RI yang disampaikan dalam pembahasan RAPBN 2016. Bank Indonesia untuk kedua kalinya menurunkan proyeksi nilai tukar 2016, kali ini menjadi Rp13.700—Rp13.900 per dolar AS. Adapun pemerintah menurunkan targetk pertumbuhan ekonomi 2016 menjadi 5,3%.
BI juga menyatakan Cadangan devisa turun dari US$105,3 miliar per 31 Agustus menjadi US$103 miliar pada 21 September, akibat permintaan dolar untuk pembayaran utang.
Asian Development Bank hari ini merilis revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 Indonesia turun dari 5,5% menjadi 4,9%, sedangkan proyeksi pertumbuhan PDB 2016 turun dari 6% menjadi 5,4%.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
22 September | Rp14.486 |
21 September | Rp14.451 |
18 September | Rp14.463 |
17 September | Rp14.452 |
16 September | Rp14.442 |
Sumber: Bank Indonesia