Bisnis.com, JAKARTA— IHSG masih mengalami tekanan jual hingga jeda siang Selasa (22/9/2015), setelah revisi negatif terhadap proyeksi ekonomi Indonesia.
IHSG melemah 0,49% atau turun 21,49 poin ke level 4.354,59 pada akhir sesi I. Indeks tertekan pada mayoritas periode perdagangan sesi I setelah dibuka naik 0,1% dan bergerak antara level 4.349,89—4.389,31.
Bank Indonesia untuk kedua kalinya menurunkan proyeksi nilai tukar 2016, kali ini menjadi Rp13.700—Rp13.900 per dolar AS. Adapun pemerintah menurunkan target pertumbuhan ekonomi 2016 menjadi 5,3%.
Gubernur BI Agus Martowardojo kemarin juga mengungkapkan cadangan devisa turun dari US$105,3 miliar per 31 Agustus menjadi US$103 miliar pada 21 September, akibat permintaan dolar untuk pembayaran utang.
Sebanyak 97 saham menguat, 121 saham melemah, dan 300 saham stagnan dari 518 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham-saham berkapitalisasi besar melemah, termasuk PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang turun 1,99%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang melemah 1,31%, dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang tergelincir 0,73%.
PT Astra International Tbk (ASII) menjadi satu-satunya saham big cap yang bertahan menguat. ASII naik 0,43% di jeda siang, setelah dikabarkan akan membagikan dividen interim bernilai total Rp2,59 triliun.
Dari 9 indeks sektoral IHSG, sebanyak 6 indeks sektoral melemah dan 3 indeks sektoral menguat. Indeks sektoral yang bertahan menguat adalah pertambangan, agribisnis, dan aneka industri.
Indeks Bisnis27 melemah 0,65% pada jeda siang ke level 359,90. Bisnis27 terus tertekan setelah dibuka menguat 0,21% ke level 363,01.