Bisnis.com, JAKARTA— Otoritas Jasa Keuangan optimistis nilai pencarian dana perusahaan melalui penawaran umum di pasar modal akan melebihi pencapaian tahun lalu.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 16 September, total nilai penawaran umum yang sudah efektif melalui initial public offering (IPO), penerbitan saham baru (rights issue), serta obligasi dan sukuk sudah mencapai Rp70,87 triliun dengan 53 penawaran umum.
Nilai tersebut terdiri dari penawaran umum saham perdana/IPO senilai Rp8,99 triliun (9 perusahaan), rights issue Rp11,02 triliun (11 perusahaan) dan penawaran sukuk dan obligasi senilai Rp50,86 triliun (33 perusahaan).
Saat ini ada sekitar Rp48,41 triliun yang terdiri dari 15 pipeline penawaran umum yang siap direalisasikan di sisa waktu tahun 2015. Jumlah tersebut terdiri dari 5 pipeline IPO saham, 8 pipeline rights issue, dan 2 penerbitan obligasi/sukuk.
Lima perusahaan yang siap IPO dengan total nilai Rp1,541 triliun tersebut adalah PT Victoria Insurance, PT Internux, PT Mitra Komunikasi Nusantara, PT Summarecon Investment Property (anak usaha Summarecon Agung), dan PT Duta Lestari Sentratama (Kino Indonesia).
Sedangkan 2 perusahaan yang bakal menerbitan obligasi/sukuk nilainya sekitar Rp1 triliun.
Sementara itu, 8 perusahaan yang bakal menerbitkan rights issue di sisa tahun ini a.l Rimo Internasional Tbk, PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk, PT HM Sampoerna Tbk, PT Aneka Tambang Persero Tbk, PT Malindo Feedmill Tbk, PT Adhi Karya Persero Tbk, PT MNC Kapital Indonesia Tbk, dan Bank MNC. Total nilai rencana rights issue tersebut mencapai Rp45,86 triliun.
Artinya, bila ditotalkan dengan realisasi penawaran umum hingga saat ini yang mencapai Rp70,87 triliun, maka pencarian dana melalui penawaran umum di pasar modal bisa tembus hingga Rp119,27 triliun.
Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK mengatakan rencana penawaran umum tersebut masih sesuai jadwal hingga saat ini.
Dengan demikian, kinerja penawaran umum sepanjang tahun ini bila dilihat secara nilai bakal melebihi pencapaian tahun lalu.
“Iya secara nilai maka bisa melebihi tahun lalu, bahkan beberapa tahun belakang. Ini terlepas dari adanya sejumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum dalam jumlah besar,” kata Noor, Kamis (17/9/2015).
Adapun, total nilai penawaran umum di pasar modal pada tahun lalu mencapai Rp96,70 triliun. Nilai tersebut terdiri dari 20 IPO saham senilai Rp8,30 triliun, 21 penerbitan rights issue dengan nilai Rp39,76 triliun, dan penerbitan sukuk atau obligasi senilai Rp48,64 triliun dari 51 penerbitan.
Sedangkan pada 2010-2013, total nilai penawaran umum di pasar modal masing-masing mencapai Rp114,78 triliun, Rp106,02 triliun, Rp97,86 triliun dan Rp115,21 triliun.
Bila dilihat dari sisi jumlah penerbitan, tahun ini bakal lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Jumlah penawaran umum tahun ini bila semua rencana dalam pipeline terealisasi maka akan mencapai 68 penawaran umum, sedangkan tahun lalu mencapai 92 penerbitan.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan besarnya nilai penawaran umum tahun ini juga didorong sejumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum dalam jumlah besar. Misalnya saja dalam penerbitan rights issue.
Dia menilai, sebenarnya penerbitan rights issue sepanjang tahun ini relatif sepi bila dilihat dari sisi jumlah penerbitan. Menurutnya, hanya PT HM Sampoerna yang terkesan membuat kinerja rights issue, sekaligus kinerja penawaran umum tahun ini menjadi cemerlang.
Padahal, HMSP pun melakukan hal tersebut seiring dengan kewajiban free float saham. HMSP diketahui akan melakukan aksi rights issue dengan nilai Rp26,7 triliun. Sementara di penawaran umum saham ada PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk yang IPO dalam jumlah besar.