Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO terkoreksi tajam pada awal perdagangan Kamis (17/9/2015) tertekan prediksi penurunan produksi biodisel global dan lonjakan ringgit.
Kontrak berjangka CPO untuk November 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka melemah 0,61% ke harga 2.135 ringgit per ton.
Harga komoditas tersebut semakin terpuruk hingga diperdagangkan anjlok 2,61% ke 2.092 ringgit atau Rp7,13 juta per ton pada pukul 10.07 WIB.
Penurunan tajam harga CPO terjadi setelah Oil World memperkirakan produksi biodisel merosot 4,9% pada 2015 menjadi 28,95 juta ton, penurunan produksi biodisel pertama yang tercatat oleh lembaga riset tersebut.
Pabrik-pabrik di Indonesia diprediksi hanya menghasilkan 2,1 juta ton biodisel pada 2015, volume terendah dalam 3 tahun terakhir.
Selain itu, pergerakan harga CPO di Bursa Malaysia juga dipengaruhi oleh kurs ringgit. Ringgit kemarin ditutup melonjak 1,48% di saat bursa saham dan komoditas Malaysia tutup.
Ringgit yang lebih kuat mengurangi daya saing CPO produksi Malaysia dengan minyak nabati yang dihasilkan oleh negara lain. Adapun penurunan produksi biodisel mengindikasikan penurunan permintaan atas CPO sebagai bahan campuran produksi biodisel.
Pergerakan Harga Kontrak CPO November 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
17/9/2015 | 2.092 | -2,61% |
16/9/2015 | — | — |
15/9/2015 | 2.148 | -2,01% |
14/9/2015 | 2.192 | +2,72% |
11/9/2015 | 2.134 | -1,07% |
Sumber: Bloomberg