Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah menilai belum perlu mengaktifkan instrumen Bond Stabilization Framework dalam rangka mitigasi krisis di sektor finansial.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan BSF hanya akan diaktifkan apabila pasar obligasi negara dalam kondisi yang berat.
"Ya kalau belum kondisi berat ya enggak usah," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (26/8).
Bond Stabilization Framework merupakan kerangka kerja jangka pendek dan menengah untuk mengantisipasi dampak krisis pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.
Langkah jangka pendek berupa pembelian SBN di pasar sekunder, dan jangka menengah berupa pembentukan bond stabilization fund.
Sementara itu, Kementerian Keuangan telah melaksanakan transaksi pembelian kembali surat utang negara (SUN) secara langsung di pasar sekunder pada Jumat (21/8).
Transaksi buyback ini meliputi pembelian SUN seri FR0048 dan SUN seri FR0036 dengan nominal pembelian Rp500 miliar.
Bambang menambahkan pemerintah belum berencana kembali mengintervensi pasar dengan kembali melakukan buyback SUN.
Pembelian kembali SUN, lanjutnya, hanya dilakukan apabila pasar obligasi negara dinilai tidak stabil.
"Kalau lagi stabil ngapain diintervensi terus?" imbuh Bambang.
Pasca intervensi Rp500 miliar tersebut, Bambang mengklaim pasar SUN dalam kondisi yang lebih stabil.
Stabilitas yang dimaksud Bambang dilihat dari gejolak pasar (market volatility) maupun dari sisi tingkat bunga SUN yang diperdagangkan di pasar sekunder.
"Pokoknya tergantung keadaan. Buyback itu bukan sesuatu yang harus dilakukan, itu hanya kalau perlu saja," pungkasnya.