Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2015: Kinerja Perusahaan Sekuritas Melorot

Gejolak yang terjadi di pasar saham sepanjang tahun ini bukan hanya menghantam kinerja para emiten, tetapi juga sejumlah perusahaan efek. Pendapatan dan laba perusahaan efek sepanjang semester I/2015 merosot dibandingkan dengann periode sebelumnya.
Suasana di sebuah kantor sekuritas/Endang Muchtar
Suasana di sebuah kantor sekuritas/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA— Gejolak yang terjadi di pasar saham sepanjang tahun ini bukan hanya menghantam kinerja para emiten, tetapi juga sejumlah perusahaan efek. Pendapatan dan laba perusahaan efek sepanjang semester I/2015 merosot dibandingkan dengann periode sebelumnya.

Sepanjang Januari-Juni 2015, lima dari tujuh perusahaan efek yang sudah mempublikasikan laporan keuangan menunjukkan penurunan kinerja pendapatan dan laba. Kelima sekuritas tersebut adalah PT BNI Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Panin Sekuritas Tbk.,dan PT HD Capital Tbk.

Lonjakan penurunan terbesar terjadi pada Panin Sekuritas yang pendapatannya merosot hingga 46,62% menjadi Rp152,68 miliar pada semester I/2015 dari Rp286,05 miliar pada periode yang sama sebelumnya. Laba perseroan merosot tajam hingga 93,99% menjadi hanya Rp11,05 miliar dari sebelumnya Rp183,91 miliar.

Adapun, pendapatan Mandiri Sekuritas merosot 22,21% menjadi Rp284,86 miliar dari sebelumnya yang mencapai Rp366,22 miliar. Laba perseroan juga tergerus banyak menjadi Rp23,53 miliar atau turun 69,96% dari periode sebelumnya Rp78,35 miliar.

Sementara itu, pendapatan BNI Securities hanya merosot 8,10% ke level Rp70,26 miliar, tapi perseroan mengalami rugi bersih Rp2,49 juta pada semester I/2015 dari sebelumnya yang mencatat laba Rp12,73 miliar.

Pendapatan HD Capital juga merosot hingga 74,29% menjadi Rp5,9 miliar dari sebelumnya Rp22,95 miliar. Laba juga merosot ke level Rp620,86 juta dari sebelumnya Rp1,45 miliar. Sedangkan, Danareksa Sekuritas mengalami penurunan pendapatan 7,68% dan laba turun 34,31%.

Berbeda dengan kelima sekuritas di atas, PT Trimegah Securities Tbk. justru mengalami peningkatan pendapatan 36,19% menjadi Rp170 miliar dari Rp124,82 miliar. Laba Trimegah juga naik hingga 44,26% menjadi Rp22,62 miliar dari sebelumnya Rp15,68 miliar.

Adapun, PT Kresna Graha Securindo juga mengalami pertumbuhan pendapatan 2,21% menjadi Rp126,51 miliar. Namun, laba perseroan tidak ikut naik, melainkan turun 2,81%.

Per awal Agustus, Kresna Graha Securindo berubah nama menjadi PT Kresna Graha Investama Tbk. (KREN) yang bergerak di usaha investasi (investment company). KREN sendiri telah memisahkan usaha (spin off) atas kegiatan usaha di bidang perusahaan efek kepada anak usaha, yakni PT Kresna Securities.

Bila melihat kinerja tahun lalu, jelas kinerja tahun lalu lebih baik. Tujuh emiten di atas mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba sepanjang Januari-Juni 2014 dibandingkan dengan periode yang sama 2013.

Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Laksono Widodo mengatakan anjloknya kinerja perseroan di semester I/2015 seiring dengan lemahnya kondisi perekonomian dalam negeri. Diharapkan, semester II akan lebih baik, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

“Peluang (membaik) pasti ada,” kata Laksono kepada Bisnis.com, Rabu (5/8/2015).

Bila melihat laporan keuangan perseroan, seluruh lini bisnis perseroan mengalami penurunan pendapatan. Mulai dari bisnis kegiatan perantara perdaganggan efek, penjaminan emisi efek, dan kegiatan manajer investasi.

Direktur Utama Danareksa Sekuritas Marciano Herman mengatakan kalau dibandingkan dengan semester I tahun lalu, tahun ini memang lebih rendah seiring banyaknya aksi korporasi yang dilakukan awal tahun lalu dibandingkan dengan awal tahun ini. Pada semester II, dia berharap akan banyak aksi korporasi yang dilakukan.

“Saya yakin secara umum akan lebih baik dari semester I ini. Kinerja Danareksa juga tidak terjadi perubahan yang signifikan kok, masih baik profitabilitasnya,” jelasnya.

Terkait pertumbuhan ekonomi kuartal II yang sekitar 4,67%, dia menilai wajar lantaran pada semester I/2015 kemarin ada berbagai masalah yang membuat pertumbuhan ekonomi tertahan. Mulai dari masalah minyak hingga belum terealisasinya belanja APBN.

“Secara umum tentu saja kondisi ekonomi maktro akan berpengaruh terhadap aktiivitas ekonomi secara keseluruhan termasuk pasar modal. Tidak akan menghambat bila investor dan emiten sudah mengantisipasi hal tersebut.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper