Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Sekuritas Tahun Ini Loyo

Gejolak ekonomi dan pasar modal yang terjadi saat ini turut mengancam bisnis sekuritas di dalam negeri
Suasana di sebuah kantor sekuritas/JIBI-Dedi Gunawan
Suasana di sebuah kantor sekuritas/JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA- Gejolak ekonomi dan pasar modal yang terjadi saat ini turut mengancam bisnis sekuritas di dalam negeri. Bisnis sekuritas tahun ini dinilai tidak menggairahkan dan diprediksi akan berkinerja di bawah tahun lalu.

 

Padahal, pada awal 2015, sejumlah sekuritas masih optimistis pertumbuhan pendapatan di bisnis ini bisa mencapai 20%-30% seiring mulai jalannya pemerintahan baru dan proyek infrastruktur pemerintah. Namun, di tengah tahun, sekuritas justru tidak begitu optimistis dengan bisnis ini dan memilih menghitung-hitung kembali.

 

Tidak begitu menggairahkannya bisnis sekuritas tahun ini sudah terlihat dari sejumlah kinerja sekuritas sepanjang kuartal I/2015. Sekuritas, khususnya sekuritas anak usaha pelat merah rata-rata mengalami penurunan pendapatan. Adapun, kinerja yang sama diprediksi akan berlanjut hingga akhir tahun seiring belum terlihatnya sentimen positif, baik dari domestik maupun global.

 

Direktur Strategy, Treasury & Propietary Mandiri Sekuritas C. Paul Tehusijarana mengatakan bisnis sekuritas secara keseluruhan kurang menggembirakan sepanjang semester I/2015. Kondisi pasar modal dan ekonomi yang tidak begitu mendukung, membuat kinerja masing-masing lini bisnis tidak begitu optimal.

 

Menurut Paul, hingga akhir tahun kinerja sekuritas belum bisa diprediksi. Namun, melihat belum adanya sentimen positif yang menghampiri, dia tidak begitu optimistis. “Tidak terlalu menggembirakan tahun ini. Lihat saja sampai akhir tahun bagaimana, kami akan melihat lagi, kami terus mengembangkan bisnis di semua lini bisnis usaha,” kata Paul, Kamis (9/7).

 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, sepanjang kuartal I/2015 pendapatan usaha Mandiri Sekuritas tercatat Rp148,52 miliar atau turun 13,22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp171,15 miliar. Sementara, sepanjang tahun lalu pendapatan Mansek tumbuh sekitar 14,42%.

 

Pada kuartal I/2015, penurunan pendapatan paling tajam terjadi pada bisnis kegiatan perantara perdagangan efek. Namun demikian, Paul memprediksi bisnis tersebut masih menjadi andalan yang memberikan pendapatan paling tinggi dibandingkan dengan bisnis lainnya hingga akhir tahun ini.

 

Ya masih dari sana. Untuk investment banking, kami juga terus kejar, banyak penjaminan emisi yang kami lakukan tahun ini, semoga bisa mendongkrak kinerja kami,” jelasnya.

 

Bukan hanya Mansek yang mengalami penurunan pendapatan pada kuartal I lalu. Pendapatan usaha Bahana Securities turun 26,97% menjadi Rp31,62 miliar pada kuartal I/2015 dari perolehan periode yang sama sebelumnya, yakni Rp43,30 miliar.

 

Begitu juga dengan BNI Securities yang pendapatannya turun hingga 44,91% menjadi Rp24,50 miliar dari perolehan periode yang sama sebelumnya yang mencapai Rp44,48 miliar. Padahal, sepanjang tahun lalu pendapatan perseroan masih tumbuh 8,11%.

 

Panin Sekuritas Tbk. juga mengalami hal yang sama. Pendapatannya pada kuartal I/2015 turun 23,22% menjadi Rp148,08 miliar dari perolehan sebelumnya Rp192,88 miliar. Sementara, pada awal tahun perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 20% hingga akhir tahun ini.

 

Handrata Sadeli, Presiden Direktur Panin Sekuritas mengatakan turunnya pendapatan disebabkan kondisi pasar saham yang kurang baik lantaran dipengaruhi oleh kondisi global dan perekonomian dalam negeri. Dia berharap kondisi ini tidak berlangsung lama lantaran bisa mengganggu kinerja bisnis sekuritas lebih dalam.

 

Adapun, penurunan kinerja tidak terjadi pada Danareksa Sekuritas yang justru naik hingga 29,61% menjadi Rp64,42 miliar dari sebelumnya yang senilai Rp49,70 miliar.

 

Marciano Herman, Direktur Utama Danareksa Sekuritas mengatakan sejak awal perseroan melakukan strategi yang memang tidak sensitif terhadap kondisi pasar. Hal ini membuat, gejolak di pasar modal yang sedang terjadi saat ini tidak begitu banyak memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

 

Kami mendesain strategi bisnis yang tidak rentan. Dari dulu, kinerja kami memang datar-datar saja. Namun, memang dibandingkan dengan bisnis brokerage, bisnis investment banking tahun ini akan lebih baik,” kata Marciano saat dihubungi Bisnis, Kamis (9/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper