Bisnis.com, JAKARTA—Aksi jual asing menekan kurs rupiah pada Jumat (22/5/2015), di saat sebagian besar mata uang Asia Pasifik menguat.
Pergerakan rupiah di pasar spot hari ini berakhir dengan depresiasi 0,27% ke Rp13.158 per dolar AS.
Perdagangan rupiah dimulai dengan pelemahan tipis 0,03% ke Rp13.126 per dolar AS dan sempat naik tipis 0,09% ke Rp13.110 per dolar AS.
Namun, mata uang Garuda lebih banyak diperdagangkan lebih murah dengan kurs terendah di Rp13.168 per dolar AS atau merosot 0,35%.
Pelemahan rupiah berbanding terbalik dengan apresiasi mayoritas mata uang Asia seiring pelemahan dolar AS. Dolar AS hari ini tertekan hingga 0,31% setelah data menunjukkan tingkat penyerapan tenaga kerja AS menurun.
Depresiasi rupiah sejalan dengan kenaikan kebutuhan dolar di pasar saham Indonesia. Hari ini, investor asing menjual saham senilai Rp2,18 triliun dan mencatatkan penjualan bersih Rp515,56 miliar.
Adapun data yang diterbitkan BI pada pagi ini menempatkan kurs tengah pada Rp13.136 per dolar AS, terapresiasi dari Rp13.150 per dolar AS pada Rabu.
Rupiah sepanjang pekan ini tertekan 0,57% dari Rp13.084 per dolar AS menjadi Rp13.158 per dolar AS.
Tekanan terhadap rupiah dan mata uang Asia lainnya sepanjang pekan ini muncul dari spekulasi waktu penaikan suku bunga acuan The Fed yang mendorong pembelian aset berdenominasi dolar AS.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Nilai | Perubahan |
22/5/2015 | Rp13.158 | -0,27% |
21/5/2015 | Rp13.122 | +0,40% |
20/5/2015 | Rp13.175 | -0,59% |
19/5/2015 | Rp13.098 | +0,31% |
18/5/2015 | Rp13.139 | -0,42% |
Sumber: Bloomberg