Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Pasar Modal Syariah, Indonesia dan Inggris Siap Bekerjasama

Indoensia dan Inggris siap menjalin kerjasama di bidang keuangan syariah, termasuk pasar modal syariah.
 Indoensia dan Inggris siap menjalin kerjasama di bidang keuangan syariah, termasuk pasar modal syariah/ilustrasi
Indoensia dan Inggris siap menjalin kerjasama di bidang keuangan syariah, termasuk pasar modal syariah/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA-- Indoensia dan Inggris siap menjalin kerjasama di bidang keuangan syariah, termasuk pasar modal syariah.

Dalam kunjungannya ke Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Lord Mayor of the City of London Alderman Alan Yarrow memimpin langsung delegasi bisnis Inggris untuk berkunjung ke Indonesia pada 19 Mei-21 Mei.

Kedatangan tersebut sekaligus memastikan bahwa Inggris akan terus menjadi mitra kerjasama regional dalam hal pelayanan profesional dan finansial, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, delegasi dari London ini akan bertemu dengan pejabat senior pemerintahan, para investor, pembuat kebijakan serta petinggi bisnis. Adapun, tema kunjungan mencakup soal kerjasama perbankan dan pasar modal syariah, dimana delegasi akan menyampaikan pengalaman dan keahlian Inggris di bidang tersebut. Menururtnya, dengan perekonomian yang cukup bagus di wilayah Asean, Indonesia merupakan pasar yang sangat krusial bagi Inggris.

“Kami akan mendukung. Kami ingin angkat potensi kerja sama antar kedua negara. Saya ingin menunjukkan bahwa Inggris adalah pemimpin komunitas finansial internasional di negara barat,” katanya usai membuka perdagangan saham sesi I, Rabu (20/5).

Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan ini merupakan keempat kalinya delegasi London tersebut datang ke Indonesia, tepatnya BEI. Untuk tahun ini, kata Nurhaida, delegasi tersebut juga akan melakukan kunjungan ke OJK.

“Di Inggris itu pasar sukuknya sangat aktif dan likuid. Kami ingin mendengar dan bertukar pikiran apa-apa saja keberhasilan di sana sehingga nantinya bisa jadi pertimbangan di Indonesia. Untuk tahap ini belum ada perjanjian nota kesepahaman, baru saling berbicara saja,” kata Nurhaida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper