Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Pasar Modal, Saraswanti Timbang IPO atau Obligasi

Pada 2015 perseroan akan membahas opsi masuk pasar modal dengan menawarkan saham ke publik/initial public offering (IPO) atau menerbitkan obligasi saja.
Ilustrasi/saraswanti.com
Ilustrasi/saraswanti.com

Bisnis.com, SURABAYA—Perusahaan penghasil pupuk majemuk, PT Saraswanti Anugerah Makmur (SAM), berencana masuk pasar modal guna menghimpun dana guna membiayai ekspansi usaha.

Direktur Utama PT Saraswanti Utama, perusahaan induk SAM, Y. N. Hari Hardono menguraikan persiapan masuk ke pasar modal sudah dilakukan sejak 1,5 tahun terakhir. Selama waktu itu penataan internal, mulai aset sampai legalitas dituntaskan. “Persiapan administrasi ini akhir 2014 sudah kelar,” jelasnya dalam temu wartawan di Surabaya, Kamis (18/9/2014).

Selanjutnya, kata Hari, pada 2015 perseroan akan membahas opsi masuk pasar modal dengan menawarkan saham ke publik/initial public offering (IPO) atau menerbitkan obligasi saja. Namun demikian, sampai sekarang belum ditetapkan target dana yang hendak dihimpun.

“Pada 2015 akan diputuskan, apakah IPO atau obligasi termasuk besarannya sehingga sekitar Maret 2016 bila semua sesuai rencana bisa masuk pasar,” tambahnya.

Saraswanti Utama merupakan kelompok bisnis yang mengelola 5 kelompok divisi bisnis, mulai dari pupuk, laboratorium, perkebunan, properti dan usaha lain.

Divisi pupuk ada 9 perusahaan yang hendak dijadikan subholding atas nama PT Saraswanti Anugerah Makmur.

Perusahaan-perusahaan tersebut memproduksi pupuk NPK atau kerap disebut pupuk majemuk.

Penamaan ini merujuk pada kandungan pupuk yang lengkap sesuai kebutuhan tanaman, utamanya untuk perkebunan sawit.

Divisi pupuk pada 2014 mencatatkan penjualan Rp1,4 triliun atau 60% dari total penjualan group Rp2,3 triliun.

Sedangkan produksi pupuk pada tahun yang sama 420.000 ton per tahun.

Pupuk khusus untuk tanaman perkebunan tersebut dibuat di Medan, Riau, Sulawesi hingga Kalimantan Tengah.

Hari menguraikan kapasitas pabrik-pabrik di dekat daerah pemasaran tersebut akan ditingkatkan.

Pabrik di Medan yang saat ini berkapasitas 60.000 ton per tahun akan ditambah kemampuan produksinya 40.000 ton.

Pabrik baru Medan, Kalimantan Tengah, Sulawesi dan Riau akan beroperasi dengan kapasitas 100.000 ton.

Divisi pupuk melalui peningkatan kapasitas mendapat tambahan produksi 440.000 ton pada 2015.

Oleh karenanya total produksi tahun depan diproyeksi menjadi 860.000 ton.

Vice President Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik menguraikan ekspansi inilah yang memerlukan dukungan dana cukup besar.

Pasalnya, perputaran uang di industri penyedia pupuk bagi perkebunan berputar 6 bulan sekali.

Adapun biaya modal, kata Yahya, bisa Rp300 miliar untuk sekali produksi kapasitas 100.000 ton.

Sehingga bila perseroan menargetkan meraih pangsa pasar 10% dari permintaan pupuk 7,8 juta ton per tahun maka kebutuhan dananya cukup besar.

“Kebutuhan ekspansi hingga mencapai share 10% inilah yang memerlukan dana besar,” tambahnya.

Divisi Pupuk Saraswanti pada 2013 mencatatkan penjualan 145.943 ton atau 2,01% dari potensi pasar pupuk NPK nasional 7,26 juta ton.

Sedangkan hingga semester I/2014, perseroan menjual 94.100 ton dari potensi 7,79 juta ton.

“Kami target bisa menguasai share 2,5% tahun ini,” paparnya.

Pupuk NPK produksi Saraswanti ditujukan bagi perkebunan, di antaranya kebun sawit, tebu, teh, kakao dsb.

Sektor perkebunan utamanya sawit bisa tumbuh 7% setiap tahun.

Sedangkan saat yang sama ada perpindahan kebiasaan pemupukan dengan pupuk tunggal ke majemuk hingga 5%.

Yahya menegaskan pertumbuhan industri perkebunan dan tuntutan efisiensi pemupukan menjadi potensi yang akan dibidik perseroan.

Terlebih selama ini mayoritas NPK dari kebutuhan nasional 7,79 juta ton masih mengandalkan impor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper