Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Saraswanti Indoland Development Tbk. (SWID) menjadi saham paling cuan atau top gainers pada hari ini, Selasa (29/7/2025), setelah mengumumkan lonjakan laba bersih pada semester I/2025.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham SWID melejit 35% dari posisi Rp60 ke level Rp81 per saham pada perdagangan Selasa (29/7/2025). Lonjakan harga saham itu menjadikan saham SWID sebagai saham dengan tingkat kenaikan harga tertinggi pada hari ini.
Tingginya kenaikan harga saham SWID terjadi setelah perseroan menyampaikan laporan keuangan semester I/2025.
Sepanjang Januari—Juni 2025, SWID membukukan kenaikan pendapatan usaha sebesar 33,52% year-on-year (YoY) dari Rp58,38 miliar pada semester I/2024 menjadi Rp77,95 miliar.
Pada saat yang sama, laba tahun berjalan SWID melonjak 203,24% YoY menjadi Rp18,71 miliar dari Rp6,17 miliar pada semester I/2024.
Direktur Utama Saraswanti Indoland Development Bogat Agus Riyono mengatakan perseroan membukukan pertumbuhan penjualan yang mengesankan hingga 270% pada kuartal II/2025 dibanding kuartal I/2025.
“Kami memandang kuartal kedua ini sebagai titik kestabilan baru bagi perseroan. Bukan hanya karena kenaikan penjualan, tetapi karena seluruh elemen operasional, manajerial, dan strategi pasar kami mulai bergerak harmonis,” ujar Bogat dalam keterangan resmi, Selasa (29/7/2025).
Dia meyakini bahwa tren positif ini akan terus berlanjut pada kuartal ketiga dan keempat serta tahun-tahun mendatang, dengan ekspektasi kinerja yang semakin solid dan terukur.
SWID memperkirakan penjualan unit apartemen akan terus meningkat seiring dengan tersedianya unit-unit yang sudah siap serah terima dan peningkatan kebijakan di sektor ekonomi, seperti penurunan SBI, percepatan penurunan suku bunga kredit, serta perpanjangan insentif PPN DTP hingga akhir tahun.
Selain pertumbuhan penjualan yang signifikan, lanjutnya, SWID juga melihat potensi kuat dari lini bisnis properti komersial, khususnya sektor perhotelan.
“Dengan proyeksi kondisi ekonomi nasional yang terus menunjukkan pemulihan dan perbaikan daya beli masyarakat, kami optimistis bahwa kontribusi recurring income dari segmen hotel akan menjadi salah satu penopang stabilitas pendapatan jangka panjang.”
Menurutnya, recurring income ini tidak hanya memberikan arus kas yang stabil bagi perusahaan, tetapi juga menjadi landasan penting dalam mendukung pertumbuhan yang tidak bergantung pada penjualan unit apartemen semata.