Bisnis.com, JAKARTA- Laju bursa saham Amerika Serikat variatif cenderung hijau sepanjang pekan ini.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada mengatakan bila laju bursa saham Asia dan Eropa dapat positif dengan adanya pertemuan antara beberapa Menlu Eropa dengan Menlu Rusia dan Ukraina untuk membahas rekonsiliasi penyelesaian konflik Rusia-Ukraina, maka laju bursa saham AS pun dapat berakhir positif sesuai dengan perkiraan.
“Pelaku pasar merespons positif seiring penilaian akan berkurangnya eskalasi politik di wilayah tersebut,” kata Reza dalam risetnya yang diterima siang ini, Sabtu (23/8/2014).
Selain itu, tambahnya, bursa juga merespons positif kenaikan data NAHB housing market index yang berimbas pada kenaikan saham pengembang properti. Turunnya harga minyak langsung direspons dengan penguatan saham transportasi.
Reza mengatakan masih adanya sentimen positif, terutama terkait dengan meredanya konflik geopolitik di beberapa wilayah serta masih adanya harapan akan peran lebih dari bank sentral dalam upaya memulihkan krisis ekonomi, membuat laju bursa saham AS dapat melanjutkan kenaikannya.
Laju bursa saham AS juga mendapat sentimen positif dari rilis data-data a.l terjaganya inflasi, kenaikan chain store sales, peningkatan angka building permits dan housing starts, serta lainnya.
Meski rilis MBA mortgage applications mengalami kenaikan, namun pelaku pasar cenderung mengerem agresivitas transaksi saham seiring wait and see terhadap jelang pertemuan FOMC dan pertemuan bank sentral di Jackson Hole.
Awalnya pelaku pasar meyakini bank sentral AS akan segera menyelesaikan stimulus dan menaikkan suku bunganya, tetapi pertemuan tersebut mensinyalkan The Fed saat ini masih akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneternya sambil mencermati data-data ketenagakerjaan dan data lainnya untuk mendukung kenaikan suku bunganya.
Laju bursa saham AS dapat melanjutkan pergerakan positif dengan adanya rilis data ketenagakerjaan berupa penurunan initial jobless claims, kenaikan indeks manufaktur markit PMI, existing home sales, dan CB leading index.
“Data-data tersebut menjadi penilaian pelaku pasar seberapa kuatnya pondasi perekonomian AS, dan menjadi bahan ekspektasi terhadap kemungkinan waktu untuk kenaikan suku bunga acuan,” kata Reza.
Pelaku pasar turut berspekulatif positif terhadap The Fed yang akan melanjutkan dukungannya pada pemulihan AS.