Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah melihat kepercayaan pasar terhadap Indonesia masih kuat kendati rupiah melemah akhir-akhir ini, tecermin dari permintaan yang oversubscribed hampir 7 kali lipat dalam penerbitan perdana euro bond.
Dalam penerbitan surat utang negara berdenominasi euro itu, Rabu (2/7/2014) malam waktu Indonesia, permintaan investor mencapai 6,7 miliar euro atau 6,7 kali lipat dari penawaran pemerintah senilai 1 miliar euro.
Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengaku emisi SUN valas bertenor 7 tahun itu memanfaatkan momentum European Central Bank (ECB) yang baru saja melonggarkan moneter dengan memangkas suku bunga menjadi 0,15%.
"Tapi yang lebih penting, dengan apa yang kita keluarkan kemarin di mana oversubscribed hampir 7 kali, itu menunjukkan kepercayaan terhadap Indonesia masih sangat besar dan appetite-nya (minat) terhadap instrumen keuangan Indonesia masih sangat kuat," katanya, Kamis (3/7).
Dalam debut SUN berseri RIEUR0721 itu, pemerintah memenangkan 1 miliar euro dengan imbal hasil 2,9%.
Dengan yield sebesar itu, Chatib menganggap biaya pinjaman euro bond lebih murah ketimbang global bond.
Dalam emisi global bond bertenor 10 tahun, per Januari lalu, pemerintah memenangkan yield 5,95%.
Mengutip Bloomberg, imbal hasil obligasi pemerintah Portugal pun lebih mahal, yakni 3,02%.
Namun, level itu wajar jika menilik rating surat utang Portugal -- negara di Benua Biru yang dilanda krisis ekonomi parah dengan defisit anggaran sempat melampaui 9% terhadap PDB -- yang dua level di bawah Indonesia.
Baik Fitch Ratings, Moody's, dan Standard & Poor's mengganjar obligasi RI dengan outlook stabil.
"Ini adalah strategi yang dipilih pemerintah, ketika yield dolarnya naik, kita masuk ke euro yang yield dari euronya mengalami penurunan," ujar Chatib.