Bisnis.com, JAKARTA -- Reli di pasar keuangan Indonesia diperkirakan berlanjut jika calon wakil presiden yang muncul dalam kancah Pemilihan Umum Presiden 2014 sesuai ekspektasi.
Ekonom Citi Group untuk Indonesia Helmi Arman mengatakan pasar menginginkan Pilpres berlangsung satu putaran. Hal itu akan terwujud jika capres popular saat ini berpasangan dengan figur yang tepat.
Sebaliknya, pasar tidak menginginkan Pilpres berjalan dua putaran karena akan membuat ketidakpastian menjadi lebih lama, padahal banyak reformasi struktural di dalam negeri yang harus dilakukan.
"Pasar lebih wait and see figur cawapres saat ini. Soalnya, dia akan menentukan Pilpres ini satu putaran atau tidak," katanya di sela 14th Annual Citi Indonesia Economic and Political Outlook Seminar, Rabu (16/4/2014).
Seperti diketahui, volatilitas di pasar saham cukup tinggi sepanjang Pemilu 2014. Indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat terbang 3,23% ke level 4.878,64 bersamaan dengan pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dari PDI Perjuangan.
Jokowi dianggap oleh pasar mencerminkan keinginan sebagian besar rakyat Indonesia. Beberapa hasil survei menunjukkan elektabilitas mantan Wali Kota Solo itu paling tinggi di antara tokoh lain, yakni sekitar 30% dari responden yang disurvei.
Namun, IHSG langsung terpuruk 3,16% ke posisi 4.765,73 sehari setelah Pileg digelar karena perolehan suara PDI-P, partai pengusung Jokowi, dalam hasil sementara hitung cepat tak melampaui 20% alias di bawah ekspektasi pasar.
Belakangan, indeks rebound dan terus menguat dalam 4 hari terakhir. IHSG ditutup naik 0,06% ke 4.873,01 pada perdagangan Rabu (16/4).