Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Di Asia, New York WTI Naik 6 Sen

Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia Jumat karena para dealer tetap mengamati dan menunggu data pekerjaan AS yang dijadwalkan dirilis Jumat (4/4/2014), kata para analis.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, SINGAPURA -  Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia Jumat karena para dealer tetap mengamati dan menunggu data pekerjaan AS yang dijadwalkan dirilis Jumat (4/4/2014), kata para analis.

New York West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik enam sen menjadi US$100,35  per barel pada perdagangan siang, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei turun satu sen ke posisi US$106,14.

Data payrolls non - pertanian AS yang akan dirilis Jumat malam diharapkan menunjukkan ekonomi AS menambah 195.000 pekerjaan pada Maret, naik dari 175.000 pada Februari dan tingkat pengangguran semakin berkurang menjadi 6,6% dari 6,7%.

"Investor tampaknya mengacuhkan pasar karena menunggu laporan payrolls non-pertanian AS yang semakin dekat," kata Kenny Kan, analis pasar pada CMC Markets di Singapura dalam sebuah pernyataan.

Kan mengatakan angka-angka "kemungkinan dapat bangkit kembali menuju rata-rata siklus setelah volatilitas yang terkait dengan cuaca."

Phillips Future, yang berbasis di Singapura mengatakan laporan pekerjaan positif akan terlihat "sebagai suatu validasi bagi upaya pemangkasan stimulus Federal Reserve baru-baru ini serta pembenaran untuk lebih merampingkan dalam pertemuan mendatang pada akhir bulan ini."

Keputusan Fed untuk mulai meredakan program stimulus besar-besaran awalnya ditanggapi dengan skeptis dan memicu pelemahan pasar negara berkembang awal tahun ini.

Dealer terus memantau situasi di Libya, di mana para penentang rupanya mendekati suatu kesepakatan mengenai penghentian blokade terhadap pelabuhan utama yang akan meningkatkan produksi minyak negara itu.

Seorang juru bicara penentang mengatakan pelabuhan pertama mungkin dibuka kembali pada awal minggu depan, menambah harapan akan menjadi akhir blokade delapan bulan - yang telah memangkas ekspor minyak dari 1,5 juta barel per hari menjadi hanya 250.000 barel, sangat memukul perekonomian negara itu.(Antara/AFP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper