Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Diprediksi Bergerak Konsolidatif Cenderung Melemah

Sepanjang pekan ini, rupiah diprediksi bergerak konsolidatif dan cenderung melemah tergantung hasil rilis data ekonomi Amerika Serikat yang dapat menopang kekuatan dolar AS.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Sepanjang pekan ini, rupiah diprediksi bergerak konsolidatif dan cenderung melemah tergantung hasil rilis data ekonomi Amerika Serikat yang dapat menopang kekuatan dolar AS.

Ariston Tjendra, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, menjelaskan sepekan ke depan nilai tukar rupiah masih tergantung dari sen timen eksternal, di antaranya rilis data final PDB kuartal IV/2013 AS.

Sementara itu, dari dalam negeri cenderung minim sentiment karena tidak ada rilis data yang kemungkinan dapat menopang kekuatan rupiah.

“Kalau revisi data ekonomi AS tidak terlalu besar, maka tidak akan terlalu berpengaruh banyak terhadap kondisi rupiah, tetapi dolar bisa juga menguat,” katanya, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Senin (24/3/2014).

Setelah pekan lalu sempat menembus level tertinggi sejak 5 bulan terakhir dan ditutup tertekan karena sentimen penaikan suku bunga AS, Ariston memprediksi pada pekan ini rupiah akan bergerak pada kisaran Rp11.200 hingga Rp11.500 per dolar AS.

Rupiah akan berada pada posisi resistance level Rp11.490, sedangkan support pertama pada level Rp11.330 dan support selanjutnya pada Rp11.220. “Kalau di sisi teknikal, masih ada kemungkinan rupiah kembali ke level 11.200,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Ekonom Universitas Indonesia Athor Subroto. Dia menjelaskan pada pekan ini kondisi eksternal masih sangat kuat memengaruhi rupiah, mengingat kondisi ekonomi dalam negeri yang dinilai masih sangat minim dan lemah untuk mendukung penguatan rupiah.

Athor menilai butuh waktu yang cukup lama bagi Indonesia supaya rupiah memiliki penopang kekuatan dari dalam negeri. Pasalnya, hingga saat ini kondisi makroekonomi Indonesia masih sangat rentan.

“Karena kondisi fundamental belum cukup baik, selama ini pasar cenderung melihat isu yang tidak berkaitan langsung dengan penopang ekonomi Indonesia. Misalnya isu politik yang berhasil mendorong penguatan rupiah,” katanya.

Adapun pada pekan ini, Athor memprediksi rupiah tetap bergerak pada kisaran Rp11.300-Rp11.400 per dolar AS. Sementara itu, sentimen yang dapat berpengaruh masih tetap pada sinyal eksternal yang tidak berkaitan dengan rupiah, seperti kondisi politik luar negeri dan kondisi ekonomi negara berkembang yang sudah mulai membaik.

Athor juga menjelaskan sebenarnya rupiah masih berpeluang menembus angka Rp11.200, tetapi hal tersebut sangat dihindari oleh Bank Indonesia karena akan mengganggu aktivitas ekspor dan impor yang saat ini tengah dijaga.

“Sebenarnya, yang menjadi masalah adalah penguatan rupiah. BI belum memiliki instrumen untuk mengendalikan hal tersebut, berbeda dengan pelemahan rupiah yang sudah dapat diantisipasi dengan baik,” paparnya.

Adapun sepanjang pekan lalu, rupiah bergerak pada kisaran Rp11.293-Rp11.446 yang didorong oleh sentimen positif dalam negeri terkait dengan isu politik, sedangkan pelemahan disebabkan penguat an dolar AS setelah Gubernur Bank Sentral AS mengindikasikan percepatan penaikan suku bunga acuan AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (24/3/2014)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper