Bisnis.com, JAKARTA—Pefindo menempatkan obligasi I/2011 sebesar Rp3 triliun yang diterbitkan oleh PT Antam (Persero) Tbk. (ANTM) pada peringkat credit watch dengan implikasi negatif.
Seperti dikutip dari keterangan resmi Pefindo yang dirilis, Senin (20/1/2014), Pefindo juga menempatkan peringkat perusahaan perseroan Antam pada “idAA-“.
Analis Pefindo Yogie Perdana dan Niken Indriarsih menuliskan bahwa penempatan peringkat ini dipicu oleh pelaksanaan larangan ekspor bijih mineral yang efektif per 12 Januari 2014.
“Kami meyakini peraturan tersebut memiliki dampak negatif terhadap Antam, mengingat penjualan nikel dan bijih bauksit menyumbang lebih dari 33% dari total pendapatan perseroan untuk 9 bulan pertama 2013,” ujarnya dalam keterangan resmi Pefindo, Senin (20/1/2014).
Yogie dan Niken berkeyakinan bahwa peraturan itu dapat mengurangi profitabilitas dan arus kas Antam secara signifikan, di tengah meningkatnya posisi leverage perusahaan untuk membiayai proyek ekspansi pabrik pengolahan feronikel (FeNi).
Adapun periode pemeringkatan ini berlaku sejak 17 Januari hingga 17 April 2014.
“Kami akan terus memantau kinerja perusahaan selama 3 bulan ke depan. Peringkat akan diturunkan jika larangan tersebut berlanjut dalam periode itu,” tulisnya.
Yogie dan Niken menambahkan peringkat itu juga bisa berada di bawah tekanan jika harga komoditas terus menurun, dan jika proyek ekspansi perusahaan yang dibiayai dengan utang lebih tinggi dari yang diproyeksikan.