Bisnis.com, JAKARTA — Tinggal menghitung bulan, Indonesia akan melaksanakan sejumlah agenda besar, terutama pemilihan umum (Pemilu) dan pembentukan struktur pemerintahan yang baru.
Dengan situasi politik menjelang Pemilu, bagaimana proyeksi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada 2014? Apakah akan memberikan sentimen negatif atau justru positif? Bagaimana pula pergerakan rupiah di tahun depan?
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menilai tahun pemilu justru akan memberikan sentimen positif bagi pasar modal Indonesia karena memiliki harapan ekonomi yang lebih baik seiring dengan pergantian pimpinan di negeri ini.
“Pada April hingga Juli 2014 kondisi pasar memang akan berfluktuasi, tetapi akan berangsur pulih pasca periode tersebut,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Selasa (31/12/2013).
Dia menjelaskan perkembangan makroekonomi pada paruh pertama 2014 diperkirakan masih melambat akibat imbas kurang kondusifnya makroekonomi internal.
Namun, pemerintah pun dinilai tidak akan tinggal diam. Perbaikan makroekonomi di Indonesia pun mulai dilakukan, dan diharapkan dengan adanya pemerintahan baru kondisi bisa menjadi lebih baik.
“Positifnya kondisi makroekonomi diharapkan berimbas positif bagi pasar modal sehingga dapat meningkatkan kapitalisasi pasar,” tambahnya.
Lebih lanjut dia menyebutkan pihaknya mematok target IHSG akan menembus level 4.800-4.950 hingga akhir tahun depan.
KONDISI RUPIAH
Sementara itu, jika pemerintah dapat mengatasi tantangan makroekonomi diperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan kembali diuji ketahanannya dan diharakpan bisa kembali ke level Rp10.250-11.400.
“Defisit perdagangan dan pembayaran masih akan terjadi karena masih adanya gap antara konsumsi dan produksi nasional tetapi diharapkan dapat menurun,” paparnya.
Penurunan tersebut, lanjut dia, akan terjadi jika pemerintah dapat menggenjot ekspor yang memiliki nilai tambah. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri juga harus terus ditingkatkan.
Untuk tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), Trust Securities memandang masih ada potensi mengalami kenaikan 25-50 bps.
“Laju pertumbuhan kredit diperkirakan masih akan melambat karena imbas kenaikan BI rate [2013] dan adanya penyesuaian kenaikan suku bunga perbankan 2014,” tuturnya.