Bisnis.com, JAKARTA - China memborong kapas dalam jumlah besar dari petani setelah produksi global melebihi permintaan selama empat tahun berturut-turut, sehingga meningkatkan risiko lonjakan suplai yang akan memengaruhi harga saat pasar lesu.
Menurut perkiraan Departemen Pertanian AS, negara penghasil dan pengguna kapas terbesar dunia itu akan memiliki 12,7 juta metrik ton cadangan kapas pada 31 Juli atau 62% dari jumlah total kapas global yang cukup untuk menghasilkan 71 miliar kaos oblong.
Macquarie Group Ltd mengatakan pemerintah diduga akan mengakhiri program pencadangan kapas pada musim berikutnya.
Sementara itu, sebanyak 12 analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan harga komoditas itu akan turun 8,5% menjadi 69,5 sen per pound dalam setahun.
Kendati para petani di AS dan Brasil mengurangi produksi setelah harga jatuh dari rekor US$2,197 pada 2011, tetapi para petani China meningkatkan produksi karena pemerintah mampu memborongnya.
Pemerintah membeli cadangan kapas yang setara dengan 85% dari produksi domestik tahun lalu dan negara itu akan mengimpor sekitar 2 juta ton musim ini, tergantung dari kondisi penjualan global sebagaimana dipantau Departemen Pertanian AS.
Harga kapas yang lebih murah akan meningkatkan keuntungan bagi Levi Strauss & Co., Hanesbrands Inc. dan perusahaan pakaian lainnya.
“Jumlah cadangan kapas menjadi sebuah isu dan transparansi merupakan hal lain. Keduanya berkontribusi pada kekhawatiran pasar,” ujar Terry Townsend, Direktur Eksekutif International Cotton Advisory Committee di Washington sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (6/11/2013).