Bisnis.com, JAKARTA – Penerbitan surat utang negara (SUN) pada tahun depan diperkirakan di kisaran Rp345 triliun hingga Rp361 triliun untuk menutup defisit anggaran serta membayar obligasi yang jatuh tempo.
Direktur Jendral Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menjelaskan penerbitan bersih (neto) SUN mencapai Rp205,07 triliun untuk menutup defisit anggaran Rp175,4 triliun.
Sementara itu, penerbitan bruto obligasi negara tersebut diperkirakan Rp345 triliun, termasuk untuk membayar SBN jatuh tempo sekitar Rp140 triliun tahun depan dengan komposisi penerbitan direncanakan 80% dari pasar domestik, sedangkan sisanya dari pasar internasional.
“Memang, tahun 2014 masih menjadi tahun tanda tanya terkait likuiditas di pasar global karena rencana tapering. Kami sudah antisipasi dengan pendalaman pasar dan diversifikasi investor,” ujarnya, Rabu (30/10/2013)
Menurut jenis instrumen, penerbitan SUN diperkirakan mendapat porsi 80%, sedangkan surat berharga syariah negara (SBSN) 20%, dengan kategori ritel, seperti obligasi ritel (ORI) dan sukuk ritel (Sukri) sebesar 15% serta nonritel 85%.
Sementara itu, menurut riset PT Maybank Kim Eng Securities yang diterima Bisnis, Rabu (30/10), penerbitan kotor obligasi pada 2014 diperkirakan mencapai Rp361 triliun karena nilai obligasi jatuh tempo dan pembelian kembali (buyback) lebih tinggi jika dibandingkan tahun ini.
“Nilainya [jatuh tempo dan buyback] mencapai Rp156 triliun pada tahun depan, sementara tahun ini sekitar Rp99,7 triliun,” ungkap Dini Agmivia, analis obligasi Maybank Kim Eng Securities, dalam riset tersebut. (ra)