Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang yang dikenal dengan kota mandiri Jababeka, PT Jababeka Tbk. (KIJA) diketahui telah menggandeng perusahaan asal Singapura, Sembawang Corp. untuk mengembangkan kawasan kota industri di utara Jawa Tengah.
“Setelah berhasil mengembangkan kawasan wisata Tanjung Lesung, kami berencana mengembangkan 100 kota mandiri dalam jangka panjang. Salah satu yang sedang kami persiapkan adalah kota industri di utara Jawa Tengah,” ujar Corporate Secretary Perseroan Muljadi Suganda, Rabu (23/10/2013).
Muljadi menuturkan proyek tersebut rencananya bakal mulai direalisasikan tahun depan. Adapun untuk tahap pertama, perseroan bakal melakukan pembebasan lahan dengan target seluas 1.000 ha.
“Untuk tahap pertama pembebasan lahan kami bakal membebaskan sekitar 400-800 ha. Namun untuk nilai total investasinya belum bisa saya beberkan,” jelas Muljadi
Lebih lanjut, diketahui bahwa Sembawang Corp. mekakukan kerja sama (joint venture) dengan Jababeka melalui entitas mereka, Sembcorp Development Indonesia Ltd. Adapun Sembawang Corp. adalah korporasi asal Singapura yang bergerak di bidang migas dan pengembangan properti.
Ketika disinggung mengenai besaran kepemilikan saham dalam joint venture dengan Sembawang Corp tersebut, Muljadi menuturkan Jababeka sebagai pemegang mayoritas. “Untuk besaran pastinya saya lupa, yang jelas mayoritas,” ungkapnya.
Analis saham properti PT Bahana Securities Salman Fajari Alamsyah menuturkan, proyeksi terkait aksi korporasi tersebut bagus. Hal itu karena kawasan industri memang sudah seharusnya mencari daerah baru.
“Kawasan industri harus mulai keluar dari Jabodetabek. Hal itu karena harga lahan dan tingkat UMP yang lebih rendah daripada di Jabodetabek,” tutur Salman kepada Bisnis, Rabu (23/10).
Menurut Salman, lokasi proyek yang dekat dengan Semarang, selaku salah satu pusat industri di Jawa Tengah membuat proyeksinya baik. Adapun dari proyek tersebut kontribusi marketing sales baru akan terlihat pada tahun depan.
Sewaktu ditanya terkait investasi proyek tersebut, menurut Salman belum bisa dipastikan besarannya. “Dari data yang saya dapat, harga jual tanah di sana sekitar Rp1,2 juta/m2. Namun harga akuisisi biasanya lebih rendah, sekitar Rp500.000 sampai Rp1 juta/m2,” jelasnya.