Bisnis.com, JAKARTA—PT Greenwood Sejahtera Tbk. (GWSA) diketahui mencetak penjualan sekitar Rp995 miliar dari proyek TCC-Batavia pada sepanjang semester I 2013, sementara itu perseroan masih dalam proses hukum terkait akuisisi lahan.
“Perseroan hanya memiliki proyek TCC-Batavia dengan nilai penjualan per 30 Juni 2013 sebesar kurang lebih Rp995 miliar,” jawab Corporate Secretary Greenwood Linda Halim dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/10/2013).
Dalam surat tersebut pihak BEI mempertanyakan tentang kelanjutan somasi yang dilayangkan Greenwood kepada pihak penjual tanah yang dinilai melanggar kesepakatan. Berbagai pertanyaan dilayangkan BEI terkait kasus tersebut, termasuk proyek Greenwood.
Sebelumnya perseroan melayangkan somasi kepada pihak penjual tanah karena merasa ditipu dalam hal akuisisi 100% kepemilikan 32,36 ha lahan di Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Greenwood menganggap pihak penjual menyalahi aturan jual beli 50.000 saham atas kepemilikan tanah senilai Rp2,85 miliar tersebut.
Adapun penyalahan aturan tersebut karena pihak penjual diduga melakukan transaksi terselubung dengan menjual 35.000 saham atau 70% kepemilikan kepada pihak lain.
Greenwood diketahui telah membeli lahan pada 24 Agustus 2009, adapun pihak penjual melakukan transaksi terselubung pada April 2012.
Sementara itu kinerja Greenwood pada semester I tahun ini buruk. Pendapatan perseroan anjlok 87,8% menjadi Rp51,09 miliar dari periode yang sama pada 2012 sebesar Rp419,20 miliar.
Lebih lanjut penjualan unit apartemen per 30 Juni 2013 sebenarnya meningkat 100% menjadi Rp18,5 miliar dari Rp9,8 miliar pada semester I 2012. Penjualan unit perkantoran justru ambruk dari Rp403 miliar menjadi Rp27,7 miliar.
“Terkait kinerja keuangan perseroan per 30 Juni 2012 sebesar Rp419,20 miliar, angka tersebut dari perhitungan pengakuan progress proyek pada akhir 2011 dari 44,28% menjadi 74,66% per 30 Juni 2012 [ada penaikan]”, jelas Linda.
Linda menambahkan pada saat periode semester I 2012 rata-rata harga jual unit perkantoran adalah Rp22 juta/m2, sedangkan angka pendapatan di periode 30 Juni 2013 sebesar Rp51,09 miliar karena perkembangan proyek dari akhir 2012 hingga semester I 2013 hanya naik 2,78%. Hal tersebut dinilai kurang mendukung, meski harga unit naik menjadi Rp40 juta/m2.