Bisnis.com, CHICAGO - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Rabu (Kamis pagi WIB), didorong kurs dolar AS yang lebih lemah.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$34,6 (2,69%), menjadi menetap di US$1.320,7 per ounce.
Karena penutupan sebagian kegiatan instansi-instansi atau shutdown pemerintah AS berdentang pada Senin tengah malam, modal mulai mengalir ke aset-aset "safe haven". Akibatnya, dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya, yang positif untuk emas.
Emas juga mendapat dukungan dari data ekonomi mengecewakan. Automatic Data Processing Inc. (ADP) pada Rabu melaporkan bahwa pekerjaan sektor swasta meningkat 166.000 pada September, lebih rendah dari ekspektasi pasar.
ADP juga merevisi turun kenaikan lapangan pekerjaan pada Agustus menjadi 159. 000, membuat para investor meragukan jika penarikan kembali pembelian obligasi Federal Reserve bisa terjadi tahun ini.
Tetapi meskipun terjadi kenaikan harga tajam untuk emas pada Rabu, analis pasar berpendapat bahwa kenaikan itu hanya reaksi teknis dan akan berumur pendek. Mereka tidak berpikir shutdown pemerintah akan berlangsung lama.
Fitch Ratings, sebuah lembaga pemeringkat kredit, mengatakan dalam laporannya bahwa tidak mungkin untuk harga emas naik dalam beberapa tahun ke depan, "karena tren harga baru-baru ini telah dipengaruhi lebih jauh oleh penggunaan emas sebagai instrumen keuangan dan lindung nilai terhadap inflasi daripada oleh permintaan industri."
Perak untuk pengiriman Desember naik 72,2 sen (3,41%), menjadi ditutup pada US$21,897 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari bertambah US$8,1 (0,58%), menjadi ditutup pada US$1.393,4 per ounce.(ant/xinhua/yus)