Bisnis.com, JAKARTA--Produsen batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan laba bersih semester I/2013 menjadi US$116 juta, turun sebesar 55,4% dibandingkan dengan pencapaian pada periode sama 2012 senilai US$260,1 juta.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (30/8/2013), pendapatan bersih perseroan tercatat mencapai US$1.579,4 juta.
Bila dibandingkan dengan realisasi 6 bulan pertama di 2012 sebesar US$1.931,4 juta, pendapatan bersih periode yang sama tahun ini menurun 18%, akibat penurunan harga batu bara yang tercermin pada harga jual rata-rata Adaro.
Adapun, beban pokok pendapatan menurun 5,4% y-o-y menjadi US$1.228,1 juta walaupun produksi batu bara meningkat 8% y-o-y menjadi 24,94 Mt. Ini disebabkan penurunan royalti akibat penurunan harga serta pembelian batubara oleh pihak ketiga.
Selain itu, EBITDA perseroan pada paruh pertama tahun ini turun 28% menjadi US$413,0 juta jika dibandingkan pencapaian pada periode sama 2012 yakni senilai US$667,5 juta.
Kendati demikian, Adaro dapat mempertahankan margin EBITDA yang kokoh sebesar 26,2%, yang merupakan salah satu yang terbaik di jajaran perusahaan batubara termal di Indonesia.
Adaro tetap berada di posisi yang tepat untuk mencapai panduan EBITDA sebesar US$850 juta sampai US$1 miliar yang telah ditetapkan untuk tahun ini.
“Kami berada pada posisi yang tepat untuk mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun 2013 maupun tujuan jangka panjang perusahaan, yaitu menciptakan nilai maksimum dari batubara Indonesia," ungkap Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Garibaldi Thohir dalam keterangan resmi tersebut.
