Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diyakini akan kembali mengandalkan surat berharga negara bertenor pendek serta dua seri baru dalam lelang pada Selasa (27/8) guna memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2013.
Menurut pengumuman Ditjen Pengeloaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, pemerintah menetapkan target indikatif Rp8 triliun dari 4 seri surat utang negara yang akan dilelang.
Keempat seri tersebut adalah SPN 12140731 (reopening), dua seri baru FR0069 (new issuance) dan FR0070 (new issuance) yang masing-masing jatuh tempo pada 15 April 2019 dan 15 Maret 2024, serta FR0068 (reopening) yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034.
Dari keempat seri tersebut, Debt Research Analyst PT Danareksa Sekuritas Amir Dalimunthe menuturkan kemungkinan besar pemerintah akan kembali memenangkan seri SPN dan dua seri baru yang menjadi calon obligasi acuan 5 tahun dan 10 tahun tersebut.
“Seri SPN menjadi pilihan karena pasar yang sedang terkoreksi dalam beberapa waktu terakhir. Demand-nya masih banyak, terutama dari perbankan,” ujarnya, Minggu (25/8/2013).
Sementara itu, lanjutnya, dua seri baru tersebut kemungkinan besar juga akan dimenangkan walaupun para investor diperkirakan akan meminta kupon yang lebih tinggi dari imbal hasil obligasi pemerintah acuan bertenor sama.
Menurut data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA), imbal hasil obligasi pemerintah acuan bertenor 5 tahun dan 10 tahun berada di level 7,69% dan 8,29% pada penutupan perdagangan Jumat (23/5).
“Memang ada risiko cost of fund akan melonjak. Namun , pemerintah sebelumnya pernah mengatakan siap membayar kupon lebih mahal,” katanya.
Saat ini, tutur Amir, berdasarkan keterangan DJPU pada 14 agustus 2013, total penerbitan surat utang pemerintah per 13 Agustus 2013 baru mencapai 58,38% dari sebagian target pembiayaan dalam APBN tahun ini.
Permintaan kupon tinggi ini, lanjutnya, sudah terlihat dari hasil lelang sebelumnya yakni untuk seri FR0068 dengan kupon yang lebih tinggi dari imbal hasil surat pemerintah acuan bertenor 20 tahun yang ada saat ini.
“Bagi pemerintah ini masalah cost of fund, tetapi bagi investor ini masalah risiko,” paparnya.
Sementara itu, Siswa Rizali, Head of Investment PT AAA Asset Management, menuturkan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli surat utang negara di tengah kondisi pasar yang terus terkoreksi.
“Jadi kondisi sekarang boleh untuk beli SUN tenor panjang 10 tahun dan 20 tahun, beli saja bertahap karena kita tidak pernah tahu kapan akan bottom,” paparnya. (ra)