Bisnis.com, JAKARTA—Kontrak perdagangan berjangka untuk tembaga mencatat penurunan terbesar dalam kurun hampir tiga pekan di tengah kekhawatiran pengetatan stimulus moneter oleh bank sentral AS yang akan menurunkan prospek permintaan logam.
Catatan pertemuan para pengambil kebijakan bank sentral AS pada Juli yang akan dikeluarkan besok, Rabu (21/8/2013), diperkirakan memberikan rincian upaya pembatasan pembelian obligasi yang bertujuan mendorong penguatan ekonomi AS.
Menurut 65% ekonom yang disurvei Bloomberg, Bank sentral AS kemungkinan akan mengurangi stimulus fiskal pada bulan depan.
Sebagai catatan, AS merupakan konsumen terbesar kedua dunia.
“Kami berpikir bahwa meski kami melihat pelemahan ekonomi AS akhir-akhir ini, tetapi bank sentral AS akan benar-benar memperketat kebijakan pada September,” ujar Edward Meir, seorang analis pada INTL FCStone di New York," seperti dikutip Bloomberg, Selasa (20/8/2013).
Tindakan tersebut, ujarnya, cenderung akan menghasilkan penguatan dolar di tengah pelemahan harga komoditas, termasuk logam dasar.
Kontrak tembaga untuk pengiriman Desember turun 0,9% dan bertengger di posisi US$3,336 per pound pada pukul 13.15 di bursa Comex New York, Senin (19/8/2013) atau pukul 24.15 WIB dini hari (20/8/2013).
Angka tersebut merupakan penurunan terdalam atas kontrak paling aktif sejak 30 Juli.