Bisnis.com, NEW YORK — Emas membukukan kenaikan beruntun selama 3 hari beruntun sebelum penutupan bursa pekan lalu, terdorong spekulasi adanya peningkatan permintaan China.
Menurut Frank McGhee dari Integrated Brokerage Services LLC di Chicago, adanya optimisme permintaan tersebut mengingat data ekonomi China yang positif. "Kondisi bullish di industri logam mengerek harga emas dan perak,” kata McGhee.
Emas untuk pengiriman Desember naik 0,2% dan mantap berada di posisi US$1.321,20 per troy ounce (US$42,47 per gram) hingga penutupan bursa pekan lalu di Commodity Exchange New York. Harga emas mencetak kenaikan 2,1% menjelang akhir pekan lalu. Adapun transaksi berada pada posisi 49% di bawah rerata 100 hari terakhir.
Sepanjang tahun ini, harga emas turun 22% karena sejumlah investor tak percaya nilai emas sebagai alternative investasi dan inflasi yang rendah, ditambah kemungkinan bahwa Bank Sentral Amerika (AS), Federal Reserve, akan memperlambat laju stimulus moneter untuk perekonomian AS.