Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Kembali Menguat ke Level US$107,23/Barel

Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak bergerak lebih tinggi pada Rabu (24/7/2013) pagi dipicu oleh aksi pasar mengantisipasi penarikan persediaan besar lain dari stok minyak mentah AS.

Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak bergerak lebih tinggi pada Rabu (24/7/2013) pagi dipicu oleh aksi pasar mengantisipasi penarikan persediaan besar lain dari stok minyak mentah AS.

Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik 29 sen, ditutup menjadi US$107,23 per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 27 sen, menetap di US$108,42 per barel di perdagangan London.

Kenaikan terjadi karena investor mengantisipasi penarikan besar lain dalam persediaan minyak AS.

Stok minyak mentah AS secara tak terduga telah mengalami penurunan besar dalam tiga pekan terakhir, membantu mendorong harga minyak lebih tinggi.

Para analis memperkirakan laporan Departemen Energi pada Rabu (24/7/2013) menunjukkan penurunan 2,1 juta barel, menurut survei Dow Jones Newswires kepada para analis.

"Untuk mengantisipasi laporan tersebut dengan menghentikan aksi jual dalam WTI," kata Matt Smith, seorang analis di Schneider Electric.

Setelah perdagangan didiskon tajam untuk Brent pada sebagian besar beberapa tahun terakhir, WTI dalam beberapa hari terakhir telah kembali ke dekat paritas dengan patokan Eropa, bahkan sempat diperdagangkan lebih tinggi.

Pada Jumat, harga WTI mencapai setinggi US$109,32 per barel, merupakan sebuah tingkat yang terakhir dilihat 16 bulan lalu.

Smith mengatakan beberapa tekanan pada WTI tak terhindarkan setelah baru-baru ini melonjak. Namun, setelah lebih rendah di pagi hari, WTI bergerak ke wilayah positif di sore hari.

Smith mengatakan minyak juga mendapat dukungan dari putaran terakhir kekerasan di Mesir dan dari komentar Perdana Menteri China Li Keqiang yang menyatakan China mungkin memberlakukan stimulus ekonomi tambahan untuk mendorong pertumbuhan.

Michael Truscelli, broker dan pedagang di Paramount Options, mengatakan aliran berita pada Selasa, secara umum sangat sepi, tetapi beberapa pedagang terfokus pada masalah pengiriman minyak di Libya.

"Masalah dengan ekspor Libya adalah apa yang kita dengar," kata Truscelli. (Antara/AFP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper