Bisnis.com, JAKARTA--Investor terus memburu surat utang bertenor pendek yang ditandai nilai sukuk negara bertenor 1 tahun terjual Rp5,23 triliun pada pelelangan Selasa (23/7/2013).
Adapun, nilai total yang dimenangkan pemerintah pada lelang sukuk tersebut mencapai Rp5,27 triliun, atau melampaui target indikatif yang ditetapkan sebelumnya yakni Rp1,5 triliun. Selain seri SPN-S 2401214 tersebut, seri PBS005 juga dimenangkan dengan nominal hanya Rp35 miliar.
Amir Dalimunthe, Debt Research Analyst PT Danareksa Sekuritas, mengungkapkan penyerapan sukuk bertenor pendek yang besar disebabkan yield yang diberikan lebih menarik dibandingkan beberapa waktu lalu.
“Memang permintaannya dalam beberapa hari terakhir ini lebih banyak untuk short term [jangka pendek] juga,” katanya, Selasa (23/7/2013).
Adapun, menurut data Direktorat Jendral Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, penawaran yang masuk untuk seri SPN-S 24012014 mencapai Rp5,95 triliun dengan yield terendah yang masuk 6,28%, sedangkan yang tertinggi mencapai 7,25%.
Amir menilai yield terendah yang masuk pada lelang sukuk tersebut terlalu rendah untuk kondisi pasar saat ini. Pihaknya memperkirakan yield yang masuk untuk seri SPN-S 24012014 adalah di kisaran 6,5% - 6,6%.
“Memang yield yang ditawarkan saat ini lebih menarik dibandingkan dengan beberapa bulan lalu,” ujarnya.
Dia menuturkan saat ini pemerintah memang tengah berusaha meningkatkan penyerapan surat utang negara karena hingga Juni realisasi penyerapan obligasi negara dari beberapa lelang baru mencapai sekitar 44%.
Saat ini, lanjutnya, investor cenderung enggan melepas surat utang negara dana memilih mengoleksi obligasi bertenor pendek karena capital loss yang besar karena harganya sudah terlampau murah.
“Kalau melihat historisnya, setelah periode bearish akan diikuti bullish. Jadi sebaiknya ditahan apabila tidak terlalu membutuhkan suntikan dana,” katanya.
Sementara itu, pasar obligasi negara terus memperlihatkan tren bullish dalam 4 hari terakhir. Menurut data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA), dyied surat utang negara bertenor 10 tahun melorot 84 basis poin dari 7,74% menjadi 6,9% pada penutupan perdagangan Selasa (23/7).
Adapun, imbal hasil untuk obligasi acuan bertenor 5 tahun juga turun 17 basis poin menjadi 6,88%, sementara yield untuk surat utang negara acuan bertenor 20 tahun turun 45 basis poin menjadi 7,66%.
“Rebound ini masih bersifat sementara karena masih menunggu data inflasi Juli,” kata Fakhrul Aufa, Analis Obligasi IBPA.