BISNIS.COM, JAKARTA-Arus penarikan dana pemodal asing yang terjadi juga diperparah oleh sentimen negatif dari melemahnya bursa saham Amerika Serikat akhir pekan lalu.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, mengatakan saat ini para pemodal asing sadar setelah indeks saham Dow Jones juga anjlok. “Saham konstruksi dan properti memang reversal, walaupun secara fundamental masih memiliki prospek yang baik. Namun hal ini malah baik untuk pasar yang sehat, setelah nilainya terus menanjak, harus ada saat koreksi,” ujarnya Senin (3/6/2013).
Dia memberi rekomendasi untuk melakukan buy on weakness dan jual untuk saham-saham yang sedang menanjak, seperti TLKM, PGAS, BBRI, dan UNVR.
“Net sell sebanyak Rp1,6 triliun untuk Senin (3/6) memang dapat dimaklumi ka rena pemicunya adalah ketidakpuasan para pemodal asing terhadap langkah pemerintah dalam menentukan harga BBM,” kata Satrio.
Adapun yang patut diwaspadai, sambungnya, pemodal asing yang sering melakukan aksi completely out atau tindakan jorjoran seperti yang pernah terjadi pada Maret tahun lalu. Baik jorjoran net buy maupun net sell patut diwaspadai.
“Level support saat ini di 4.904 untuk bisa menanjak lagi, namun level resisten awal di 5.000–5.025,” katanya.
Sebanyak 242 emiten mengalami korek si harga saham sementara 67 lainnya bergerak stagnan. Namun di tengah kehancuran indeks, sebanyak 52 emiten masih bisa meraup untung dengan mengalami kenaikan harga saham.
Hampir seluruh sektor saham bergerak di zona merah dipimpin emiten konstruksi yang anjlok 3,87%. Adapun sektor saham yang masih bergerak di zona hijau adalah infrastruktur yang naik 0,93%. (LN)