BISNIS.COM, JAKARTA—Harga minyak mentah WTI turun menyusul penguatan nilai dolar terhadap euro setelah jumlah klaim tunjangan pengangguran AS merosot ke level terendah sejak 5 tahun.
Harga tersebut turun hingga 1% setelah dolar menguat dan data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pengajuan klaim tunjangan pengangguran menurun di luar perkiraan. Stok minyak mentah tercatat sebagai yang terbanyak sejak tahun 1931 pada Minggu lalu, menurut Badan Informasi Energi kemarin sebagaimana dikutip Bloomberg.
Sementara itu, spread antara minyak mentah WTI dan Brent di London berada di bawah US$8 per barel pada hari kedua.
“Dolar, sangat kuat sekarang, melebih nilai tukar lainnya, yang diduga kuat sebagai akibat dari turunnya harga minyak,”ujar Phil Flynn, analis pasar senior pada Price Futures Group di Chicago, seperti dikutip Bloomberg.
Menurutnya, dolar akan semakin menguat menyusul posisi klaim tunjangan pengangguran yang sangat baik per minggu. Pasar menguji kembali fakta bahwa kami masih memiliki banyak stok di negara ini, ujarnya.
Minyak WTI untuk pengiriman Juni turun 64 sen, atau 0,% menjadi US$95,98 per barel pada posisi 09:29 pagi waktu setempat di New York Mercantile Exchange. Volume semua perdagangan berjangka yang diperdagangkan 10% di atas rerata 100 hari untuk hari ini. Nilai perdangan berjangka naik menjadi US$96,62 kemarin atau pembayaran tertinggi sejak 2 April.
Minyak Brent untuk kontrak Juni 2013 merosot 64 sen atau 0,6% menjadi US$103,70/barel di bursa ICE Futures Europe London, sementara volumenya tercatat 11% di bawah rerata 100 hari.