BISNIS.COM, NEW YORK--Harga surat berharga negara AS tenor 10 tahun ditutup melemah untuk pertama kali dalam 4 hari karena investor mencari aset dengan yield yang lebih tinggi di tengah pemulihan emas dan saham, meredam perlindungan daya tarik surat utang pemerintah.
Berdasarkan data Bloomberg, yield acuan naik dari level terendah sejak Desember di tengah taruhan penurunan 17 basis poin pada bulan ini hingga kemarin yang ternyata berlebihan.
Penurunan harga obligasi pemerintah AS itu terjadi setelah data konstruksi perumahan baru di AS melonjak lebih dari perkiraan pada Maret dan biaya hidup menurun. Wakil Ketua Fed Janet Yellen menyatakan jika dirinya lebih menyukai untuk memertahankan suku bunga acuan pada level lebih rendah untuk waktu yang lebih lama.
Yield obligasi AS tenor 10 tahun ditransaksikan menguat 4 basis poin atau 0,04% ke level 1,72% pada pukul 5 sore di New York setelah jatuh ke level 1,67% pada perdagangan sebelumnya, terendah sejak 12 Desember.
Harga 2% surat utang yang jatuh tempo pada Februari 2023 itu turun 3/8 atau US$3,75 per nilai nominal US$1.000 ke level 102 1/2.
Sementara itu, yield obligasi tenor 10 tahun ditransaksikan di bawah moving averages 200 hari yakni 1,74% untuk hari ketiga berturut-turut. Moving averages adalah indikator momentum.
Volatilitas surat berharga seperti diukur oleh Bank of America Merrill Lynch MOVE index tercatat 51,93 basis poin hingga pukul 4.17 sore di New York atau terendah sejak 11 Desember. Indeks yang melacak prospek naik turun tingkat surat utang pemerintah itu rerata telah 63,8 basis poin pada tahun lalu.
"Kami didorong oleh pasar eksternal terutama apa yang terjadi di pasar saham," kata Ian Lyngen, Analis Obligasi Pemerintah di CRT Capital Group LLC di Stamford Connecticut seperti dikutip Bloomberg.
"Ini menciptakan keengganan untuk membeli pasar treasuri dalam sedikit risiko pada pergerakan," tambahnya.(Faa)