BISNIS.COM, NEW YORK--Harga surat berharga negara AS menguat untuk hari ketiga seiring laporan ekonomi yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan di China, mendorong daya tarik surat utang pemerintah AS.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (16/4/2013), penguatan harga surat utang tersebut mendorong penurunan yield obligasi AS tenor 10 tahun ke level terendah dalam 4 bulan.
Yield obligasi 10 tahun turun 4 basis poin atau 0,04% ke level 1,68% pada pukul 5 sore waktu New York atau 5 pagi waktu Jakarta. Yield sempat menyentuh level 1,67%, terendah sejak 12 Desember.
Harga dari 2% surat utang yang jatuh tempo pada Februari 2023 itu naik 3/8 atau US$3,75 per nilai nominal US$1.000 ke level 102 28/32.
Sementara itu, yield obligasi 30 tahun turun 6 basis poin ke level 2,86%. Di pihak lain, indeks S&P 500 ditutup anjlok 2,3% setelah menetap pada level tertinggi pada 11 April. Harga emas berjangka juga merosot sebanyak 9,7%.
"Penurunan suku bunga sebagian besar disebabkan oleh pasar ekonomi global dan AS yang lembut, 1,7% yield mengatakan kepada kamu bahwa pertumbuhan global akan lebih sederhana pada posisi terbaik," kata Adrian Miller, Direktur Analis Obligasi GMP Securities LLC di New York seperti dikutip Bloomberg.