Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Light sweet kehilangan 2 sen

JAKARTA-Harga minyak mentah AS pada perdagangan Senin (25/2/2013) atau Selasa (26/2/2013) WIB turun.  Namun, Angola justru akan menggenjot produksi minyak mereka.Dalam laporan Xinhua yang dikutip Antara, harga minyak mentah AS turun karena investor

JAKARTA-Harga minyak mentah AS pada perdagangan Senin (25/2/2013) atau Selasa (26/2/2013) WIB turun.  Namun, Angola justru akan menggenjot produksi minyak mereka.

Dalam laporan Xinhua yang dikutip Antara, harga minyak mentah AS turun karena investor memandang kinerja kuat dari koalisi mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi dalam pemilu untuk Senat adalah ancaman potensial terhadap agenda penghematan negara itu.

Minyak mentah light sweet untuk pengiriman April kehilangan dua sen menjadi menetap di US$93,11 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX).

Namun, dari Luanda, AFP-yang juga dikutip Antara--  melaporkan perusahaan minyak nasional Angola Sonangol, Senin atau Selasa WIB, mengatakan pihaknya menargetkan kenaikan produksi minyak 16%  menjadi mencapai 2,0 juta barel per hari pada 2015 dan menggeser Nigeria sebagai produsen minyak terbesar Afrika.

Direktur Utama Sonangol Francisco de Lemos mengatakan perusahaan akan meluncurkan program investasi selama 10-tahun senilai US$8 miliar dan lelang puluhan konsesi baru.

Investasi akan memungkinkan Sonangol untuk mencapai target pertumbuhan produksi 7% per tahun yang ditetapkan oleh negara Angola.

Setelah 3 tahun berturut-turut menurun, produksi minyak Angola meningkat sebesar 4,5%  pada 2012 menjadi rata-rata 1,73 juta barel per hari.

Perusahaan bisa membangun hingga 15 blok eksplorasi darat untuk opsi tahun ini, kata eksekutif Sonangol.

Sonangol juga mengharapkan untuk memulai ekspor gas alam cair (LNG) tahun ini.

Negara ini bertujuan untuk mengekspor 5,2 juta ton LNG per tahun.

Angola, salah satu anggota OPEC, adalah produsen minyak kedua terbesar di Afrika, setelah Nigeria.

Minyak membantu kekuatan negara itu pasca perang, tetapi keuntungannya sebagian besar dimanfaat oleh para elit dengan sebagian besar warga Angola masih hidup di bawah garis kemiskinan.(msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Editor : Others
Sumber : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper